ENTAH iapa yang menamakan kue ini, cubit? Mungkin karena kue yang kecil sehingga rasanya seperti dicubit atau sekejap saja. Kue ini terbuat dari adonan tepung, telur, mentega, soda kue, baking powder, vanili bubuk yang dicampur menjadi satu. Lalu dimasak sesuai cetakan yang disediakan, jadilah kue cubit.
Kue ini sering dijajakan di sekolah. Harganya yang murah meriah serta manis dimulut menjadi kesukaan murid sekolah.
Meski mereka tidak tahu namanya. Namun, setelah besar mereka baru akan sadar. Kue yang sering dimakan itu bernama kue cubit.
Baca Juga: Semua Kebaikan ada Konsekuensinya
Kue ini memiliki ciri khas di atasnya taburi meses, sehingga digemari anak-anak. Tekstur kue yang lembut dan empuk membuat jajanan lawas ini masih menjadi idola sampai saat ini.
Dimulai pada pertengahan tahun 2014, variannya mulai terpengaruh dengan perkembangan zaman. Varian rasa greentea dan red velvet kini menjadi idola selain versi original.
Taburan pun tidak melulu hanya meses, keju, Nutella, Milo dan Oreo menjadi tambahan varian kue ini. Tak ayal, yang tadinya jajanan di sekolah, pasar kini merambah ke kafe dan restoran.
Ada fenomena yang sudah lama terjadi di kalangan penikmat kue cubit, yaitu dibuat setengah matang.
Lelehannya yang masih empuk, hangat dan manis bikin kue cubit setengah matang diburu. Dianggap punya rasa yang lebih lezat dan sensasi unik, dari segi memasak.
Tahukah sobat ChanelMuslim, kue fenomenal ini ternyata hasil modifikasi dari kue Belanda bernama Poffertjes. Poffertjes adalah kue tradisional yang empuk dari Belanda.
Penampilannya mirip panekuk, tetapi lebih kecil dan manis. Berkebalikan dengan panekuk, poffertjes dibalikkan sebelum salah satu sisinya matang sehingga hasilnya lebih lembut. Biasanya, poffertjes disajikan bersama gula halus, mentega, dan madu. (Ilham/Ln)