HAKIKAT kehidupan dunia. Allah berfirman dalam surat Ghafir ayat 39:
يٰقَوْمِ اِنَّمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌۖ وَّاِنَّ الْاٰخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ ٣٩
Wahai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.
Ayat tersebut menjelaskan tentang hakikat kehidupan dunia yang sementara, dan sesungguhnya akhirat adalah kehidupan abadi.
Kata dunia sendiri berarti rendah dan bersifat sementara.
Dengan demikian, kehidupan dunia adalah kehidupan yang rendah dan sementara jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat yang kekal dan tanpa ada akhirnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan gambaran kepada kita tentang kehidupan dunia seperti air hujan yang menyuburkan tumbuhan sampai jangka waktu tertentu, dan akhirnya tumbuhan itu menjadi kering dan mati.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Ini artinya, hanya orang yang mau berpikir yang ingin melihat sekitarnya dan sadar bahwa kehidupan dunia ini adalah sementara.
Jangan sampai terpedaya oleh kehidupan dunia yang bersifat sementara.
Orang yang tertipu dengan dunia biasanya tidak sadar bahwa dunia ini ada batasnya.
Bahkan mereka berharap umur mereka diperpanjang sampai 1000 tahun.
Harapan semacam ini ternyata merupakan salah satu karakter orang kafir yang dijelaskan dalam Al-Baqarah ayat 96.
Baca juga: Kultum Ramadan Hari Ketigabelas, Antara Harapan dan Kecemasan
Kultum Ramadan Hari Keempatbelas
Padahal tanpa mereka sadari, setiap pertambahan hari atau bulan pada hitungan umurnya, pada hakikatnya jatah umurnya semakin pendek dan berkurang.
Pada suatu waktu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memegang pundak Abdullah bin Umat. Beliau berpesan:
Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau orang sekadar melewati jalan (musafir).
Abdullah menyimak dengan khidmat pesan itu dan memberikan nasihat kepada sahabatnya yang lain:
Apabila engkau berada di sore hari, maka janganlah engkau menanti datangnya pagi. Sebaliknya, bila engkau berada di pagi hari, janganlah engkau menanti datangnya sore.
Ambillah (manfaatkanlah) waktu sehatmu sebelum engkau terbaring sakit, dan gunakanlah mass hidupmu untuk beramal sebelum datangnya kematianmu. (HR. Bukhari).
Sumber: Kumpulan Kultum Terlengkap Sepanjang Tahun – Dr. Hasan El Qudsy
[Sdz]