ChanelMuslim.com – Umair bin Wahab sudah berniat untuk melakukan pembunuhan kepada Rasul, namun sempat terhalang karena beberapa tanggungan yang ia miliki. Ia pun bercerita kepada Shafwan bin Umayyah, sahabatnya.
Shafwan bin Umayyah memegang ucapan Umair bin Wahab. Sebelum kesempatan berlalu, Shafwan memandang Umair seraya berkata, “Wahai Umair aku akan menanggung seluruh utangmu berapapun jumlahnya. Sedangkan keluargamu, aku akan menjadikan mereka seperti keluargaku selagi aku adan mereka masih hidup. Aku memiliki uang yang cukup banyak untuk merawat mereka semua.”
Lalu Umair menjawab, “Kalau begitu, jagalah pembicaraan ini dan jangan sampai ada seorang pun yang tahu!” Shafwan langsung membalasnya, “Aku jamin.”
Umair bangkit dari masjid dan api kedengkian menyala dengan hebat dalam hatinya kepada Muhammad Saw. Lalu ia mempersiapkan bekal untuk mewujudkan tekadnya.
Ia tidak khawatir kegelisahan orang lain akan perjalanan yang ia lakukan: Hal itu karena para keluarga tawanan Quraisy lainnya ragu untuk pergi ke Yastrib demi mencari keluarganya yang ditawan di sana.
Umair meminta keluarganya untuk mengasah pedangnya lalu melumurkannya dengan racun. Ia juga meminta agar kendaraannya dipersiapkan dan dibawa ke hadapannya. Ia pun menungganginya.
Baca Juga: Dendam Umair bin Wahab Sebelum Menerima Cahaya Islam
Percobaan Pembunuhan Rasul Oleh Umair Bin Wahab
Ia mulai menuju Madinah dengan selendang kebencian dan kejahatan. Akhirnya Umair tiba di Madinah dan ia berjalan menuju masjid untuk mencari Rasulullah Saw. Saat ia sudah hampir mendekat ke pintu masjid, ia memberhentikan tunggangannya lalu turun.
Saat itu Umar bin Khattab r.a. sedang duduk bersama para sahabat yang lain dekat pintu masjid. Mereka sedang mengenang perang Badar dan tawanan Quraisy serta jumlah yang terbunuh dari pihak mereka. Juga mengenang para pahlawan Muslimin dari suku Muhajirin dan Anshar.
Mereka juga mengingat anugerah kemenangan yang Allah berikan kepada mereka, dan apa yang Allah perlihatkan kepada mereka tentang kekalahan yang diterima oleh musuh.
Saat kepada Umar menoleh, ia melihat Umair bin Wahab yang baru turun dari kendaraannya. Terlihat Umair sedang berjalan ke arah masjid dengan pedang terhunus. Maka Umar langsung bangkit dengan khawatir seraya berkata, “Inilah si anjing musuh Allah, Umair bin Wahab. Demi Allah, pastilah ia datang hendak membuat keburukan. Dialah yang pernah menghasut kaum musyrikin din Makkah untuk memusuhi kami. Dan dia juga yang selalu menjadi mata-mata sebelum terjadinya Perang Badar.”
Lalu Umar, berpesan kepada para sahabatnya, “Pergilah kepada Rasulullah dan tetaplah kalian bersamanya! Waspadalah saat setan pembuat makar ini akan berlaku khianat kepada beliau!”
Kemudian Umar datang menghadap Rasulullah Saw seraya berkata, “Ya Rasulullah, ada musuh Allah bernama Umair bin Wahab datang dengan membawa pedang terhunus. Aku menduga bahwa ia ingin membuat kerusakan.” Lalu beliau berkata, “Bawalah ia menghadapku!”
Kemudian Umar mendatangai Umair bin Wahab. Lalu Umar mengambil kerah baju Umair dengan keras dan melipat leher Umair sampai mencium tempat pedang yang berada di pinggulnya. Umarpun membawanya menghadap Rasulullah Saw.
Bersambung… [Ln]