TARBIYAH bil ahdats (pendidikan dengan peristiwa) terkadang membuat seseorang terkejut dan tergagap gagap, tetapi pelajarannya sangat berkesan dan tak terlupakan.
Ustaz K.H. Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc. menceritakan sebuah kisah tentang seorang pemuda mendatangi seorang bijak untuk bertanya tentang kunci kesuksesan.
Kemudian orang bijak ini mengambil ember penuh air hingga membuat anak muda tersebut bertanya-tanya dan merasa heran.
Kakek bijak ini berkata kepadanya, “Perhatikan air ini ada apa di dalamnya? Pemuda itu melihat sambil mendekat ke arah ember, lalu kakek bijak memegang kepala pemuda tersebut dan membenamkannya ke dalam air hingga anak muda itu berusaha melepaskan diri.
Kemudian kakek membenamkannya lebih kuat, tetapi pemuda itu melawan lebih kuat lagi dan mengeluarkan kepalanya dari air setelah beberapa detik.
Dalam beberapa detik tersebut pemuda ini berjuang untuk mendapatkan oksigen yang membuatnya hidup.
Pemuda ini merasa heran terhadap tindakan sang kakek, lalu dijawab, “Tahukah kamu seberapa besar kamu membutuhkan oksigen?” Anak muda menjawab, “Ya, tahu.”
Kakek menjelaskan, “Demikian pula kesuksesan harus kamu perjuangkan seperti kamu berjuang untuk mendapatkan oksigen.”
Baca Juga: Pendidikan Anak Tentang Menabung yang Terbaik
Pendidikan dengan Peristiwa
Tarbiyah bil ahdats (pendidikan dengan peristiwa) terkadang membuat seseorang terkejut dan tergagap gagap, tetapi pelajarannya sangat berkesan dan tak terlupakan.
Cara ini harus dilakukan oleh para expert dan terukur.
Tarbiyah bil ahdats termasuk salah satu metode yang digunakan Al-Qur’an dalam mendidik generasi pertama bersama Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Salah satu contohnya adalah Perang Badar.
Awalnya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengajak para sahabat Muhajirin saja untuk mencegat kafilah dagang Quraisy pimpinan Abu Sufyan yang datang dari Syam.
Para sahabat Muhajirin pun berangkat ke Badar untuk mencegat kafilah tanpa membawa peralatan perang.
Akan tetapi, dalam perkembangannya tujuan ini berubah menjadi perang yang harus dihadapi sehingga membuat sebagian sahabat terkejut. (Al-Anfal [8]: 5-12).
Setelah mendapatkan kepastian tentang kesiapan para sahabatnya untuk menghadapi peperangan, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersama mereka maju menghadapi musuh dan meraih kemenangan gemilang.
Pelajaran dari perang ini diabadikan Allah dalam surat al-Anfal dan menjadi tarbiyah (pendidikan) yang tak terlupakan oleh para sahabat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan seluruh kaum muslimin sepanjang zaman.
Di antara pelajaran terpenting yang diabadikan Al-Qur’an dari tarbiyah bil ahdats ini adalah pelajaran terkait syarat kesuksesan dalam perjuangan (al-Anfal [8]: 45-49):
a. Iman yang mendalam.
b. Keteguhan.
c. Zikir yang banyak kepada Allah.
d. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
e. Tidak saling bermusuhan.
f. Kesabaran.
g. Tidak menyombongkan diri.
h. Tidak riya.
i. Tidak menghalang-halangi jalan Allah.
j. Tidak terpedaya.
k. Mewaspadai orang-orang munafik.
Itulah kisah dan hikmah tentang pendidikan dengan peristiwa dan pengalaman nyata, semoga kamu dapat mengambil pelajaran dari tulisan ini.[ind]
Sumber: https://t.me/robbanimediatama