KISAH TKW (Tenaga Kerja Wanita) dari Hongkong yang pergi haji bersama majikannya yang menjadi mualaf ini diceritakan oleh Ustaz Adjie Nung atau UAN.
Perjalanan ibadah haji tahun 2019 bagi Ustaz Adjie Nung (UAN) terasa sangat berkesan dan menyenangkan lantaran di tanah suci Mekkah UAN dipertemukan dengan jamaahnya yang tinggal di Hongkong, yaitu dua Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Malang dan Blitar, Jawa Timur.
Kabar keberangkatan Hj. Misiem binti Tomo asal Malang, Jawa Timur dan Hj. Ruminah Ali Kusen asal Blitar, Jawa Timur ke tanah suci menjadi kegembiraan tersendiri bagi UAN yang bernama lengkap Ustaz Nur Anwar Amin sebagai Ketua Umum Yayasan Wafizs Al-Amin Center dan Sekjen KBIH Attaqwa K.H. Noer Alie, Bekasi.
Kedua jamaahnya tersebut sudah puluhan tahun menjadi TKW sejak tahun 1993 dan pada tahun 2019 pergi menunaikan haji tidak sendiri, melainkan bersama majikannya.
Pria Hongkong yang menjadi majikan Hj. Ruminah bernama Lam Bo Man dan tiga saudaranya yang masih satu keluarga yaitu Lam Siu Yin, Lam Wai Man, dan Yuen Yak Chun.
Mereka tertarik masuk Islam dan bersyahadat di Blitar, kampung kelahiran Emak Ruminah pada 18 Agustus 2010 lalu.
Baca Juga: MaasyaAllah, Pemuda Muhammadiyah ini ke Mekkah Naik Sepeda, Niatkan Pergi Haji
Kisah TKW Hongkong Pergi Haji bersama Majikannya yang Jadi Mualaf
Perjumpaan UAN dengan Ibu Misiem yang sampai saat ini masih bekerja di salah satu perusahaan makanan ayam siap saji milik Amerika Serikat di Hongkong di-qobul (dikabulkan) Allah Subhanahu wa taala.
UAN hampir saja tidak bisa jumpa karena sudah beberapa kali komunikasi terhambat oleh pekerjaannya sebagai pembimbing ibadah haji dari KBIH Attaqwa KH. Noer Alie, Bekasi.
Sambil berdoa terus-menerus di depan Baitulloh supaya bisa dipertemukan, ternyata janji Allah sangatlah benar, tidak menunggu waktu lama, doanya ter-qobul oleh Allah.
Ia akhirnya bisa berjumpa di Hotel Makarim Ummul Quro Makkah Almukarromah, pada Selasa (20/08/2019).
Kisah keberangkatan haji Emak Ruminah bersama majikannya yang bernama Lam Bo Man inilah yang membuat keingintahuan UAN terhadap pria asli Hongkong itu.
Kenapa Lam Bo Man bisa mengenal Islam dan tertarik untuk menjadi mualaf adalah pertanyaan terbesarnya.
Ternyata, menurut penuturan Lam Bo Man, dirinya mengenal Islam melalui prilaku keseharian pembantunya, yaitu Emak Ruminah yang selalu menjaga makanannya dengan makan yang halal, selalu berwudhu, sholat, puasa, mengaji dan ajaran Islam lainnya yang selalu dilakukan sehingga membuat Emak ini selalu sehat dan tidak pernah sakit.
Bertahun-tahun, Lam Bo Man memperhatikan terus kebiasaan Emak Ruminah ini hidup dengan pola ajaran Islam, sehingga akhirnya pria ini jatuh cinta dengan ajaran Islam.
Ia menyatakan bersyahadat dan dikhitan sekeluarga 4 orang yaitu Lam Siu Yin, Lam Wai Man, Yuen Yak Chun dan Lam Bo Man di Blitar, kampung kelahiran Emak Ruminah pada 18 Agustus 2010.
Menurut pengakuan mereka, alasan bersyahadat di Blitar bukan di Hongkong karena mereka ingin disaksikan oleh ratusan jamaah masyarakat Blitar sekalian menggelar acara aqiqah dengan memotong kambing yang paling besar.
Lam Bo Man dan saudaranya tertarik untuk menjadi pengikut Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam karena Islam mengajarkan kebersihan dan kesucian.
Sebelumnya, mereka juga sudah membaca buku-buku tentang keislaman namun makin menambah yakin karena peran Emak Ruminah yang sangat mencerminkan hidup Islami.
Awalnya, kata Lam Bo Man sebelum masuk Islam, dirinya sering sakit-sakitan dari kaki hingga seluruh badannya karena syaraf kejepit tapi melihat sang pembantunya itu tidak pernah sakit, ia pun bertanya-tanya. Apa yang menyebabkan Emak Ruminah tidak pernah sakit?
“Emak Ruminah ini menyarankan untuk mencoba pola hidup Islami, dimulai dengan makanan yang halal, bersih dan tidak mengonsumsi babi,” jelas UAN.
Sejak itu, Lam Bo Man menuruti saran Emak Ruminah sehingga berangsur-angsur tambah sehat dan sangat melekat menu makanan ala lauk Indonesia serta menjadi makanan favoritnya seperti sayur lodeh, urap-urapan, soto, pete, terong, lamtoro bahkan jengkol pun tidak ketinggalan.
Lam Bo Man menceritakan kisahnya dalam bahasa Indonesia yang terbata-bata dan lebih banyak dengan bahasa Hongkong.
Sejak bersyahadat, Lam Bo Man mengganti nama menjadi Muhamad Abdulloh Bo Man, dan akan melepaskan masa lajangnya di usianya yang ke-42 tahun.
Rencananya, sepulang haji pada tahun 2019 itu, ia menikahi wanita muslimah dari Malaysia.
Sekarang dia menjadi seorang mualaf yang sukses karena menjalankan bisnis keluarga besarnya sebagai Job Marketing Engineer in Electrical Accessories Manufacturer Company.
Orang tuanya pemilik perusahan besar di Hongkong dan sudah memiliki cabang di beberapa negara di antaranya di China, Malaysia, Inggris, Singapura dan Dubai.
Alunan bacaan Al fatihah Muhamad Abdulloh Bo Man pun fasih saat diminta UAN untuk membacakan surah tersebut di hadapan Emak Ruminah dan Emak Tomo, meski ia membutuhkan waktu belajar membaca alquran selama dua bulan.
Bersama dengan teman – temannya sesama mualaf dari Filipina, China dan Hongkong, Lam Bo Man saling berbagi ilmu soal ajaran Islam.
Dengan kepiawaiannya menguasai 4 bahasa asing (Inggris, Mandarin, Hongkong dan Jerman), ia bisa berdakwah dengan mudah.
“Sekarang ini, banyak orang China datang ke Hongkong untuk masuk Islam karena di dalam Islam diajarkan kedamaian dan kejujuran,” kata Lam Bo Man.
Saat UAN menanyakan pertama kali melihat ka’bah, apa yang dirasakan Lam Bo Man, ia langsung menangis, gemetar dan senang bisa hadir di depan ka’bah, semua orang sama, sama-sama ruku, sujud, pakaiannya sama, kitab, kiblat dan Tuhannya satu yaitu Allah.
Berdoa itu baginya adalah kekuatannya dan menyebabkan ia menjadi selalu sehat.
Dalam kesempatan yang sama, Ustaz H. Muhaemin selaku pembimbing jamaah dari Hongkong, Jepang dan Korea, menambahkan jika animo warga muslim untuk berhaji yang berasal dari negara berpenduduk mayoritas non muslim itu cukup tinggi.
Jamaah yang dibimbingnya itu terdiri dari negara Hongkong sebanyak 150 jamaah, Jepang sebanyak 500 jamaah dan Korea sebanyak 400 jamaah yang tergabung dalam biro perjalanan Air 1 paket selama 20 hari.
Besarnya animo keinginan mereka berangkat haji, kata Ustaz H. Muhaemin, karena mereka ingin menyempurnakan rukun Islamnya.
“Sebab berangkat haji dari luar negeri itu lebih mudah dan lebih murah tanpa mengantri, satu minggu mendaftar langsung berangkat dengan syarat sudah memiliki kartu kependudukan di negara di mana ia tinggal,” ungkap Ustadz H. Muhaemin.
Umumnya, para mualaf saat mereka pertama kali melihat secara langsung ka’bah, Baitullah, mereka menangis dan sangat terharu, bahwa umat Islam hanya dengan satu komando yaitu imam sholat yang memimpin jutaan manusia.
Mereka serentak satu gerakan yang sama mengikuti gerakan imam sholat.
“Tanpa senjata dan kekerasan, tidak ada satupun di dunia ini tentara manapun yang mampu mengerahkan mereka tanpa senjata hanya dengan kalimat ALLAHU AKBAR serentak ikut bersama,” bebernya.
Begitu juga saat mereka mengikuti kegiatan Armuzna menggambarkan betapa umat Islam itu patuh dan taat terhadap perintah Tuhannya yaitu Allah Subhanahu wa taala, lanjut H. Muhaemin.
Akhirnya, UAN pun merenung betapa bersyukur dan beruntungnya kita menjadi umat Islam yang memiliki hari reuni akbar sedunia.
Umat Islam bersaudara disatukan oleh Allah berkumpul di satu titik dan satu waktu dengan berbagai macam jenis manusia, kulit hitam, kulit putih, berbagai bahasa dunia yang disatukan dengan bahasa al-quran dan beraneka jenis kuliner internasional yang dijamin kehalalannya.
Dan yang terpenting, Islam itu mengajarkan kesucian karena suci itu kunci syurga, suci itu perkara yang sangat dicintai Allah.
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang bertaubat dan orang-orang yang menyucikan/membersihkan diri”. (Al-Baqarah: 222).
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Agama Islam itu (agama) yang bersih, maka hendaklah kamu menjaga kebersihan, karena sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang bersih”. (H.R. Baihaqy).
Begitu juga perintah Allah supaya selalu mengonsumsi makanan yang halal dan baik karena dua poin ini akan mengantarkan kita menjadi sehat dan bukan mengikuti hawa nafsu syaitan.
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqoroh. 168). [MY/ind]
Sumber: hariansederhana