KISAH pria tanpa lengan itu terjadi pada masa Imam Adz-Dzahabi, hingga dituliskan dalam kitabnya “Al-Kaba’ir”, tulisnya, “Barang siapa menganiaya niscaya akan dianiaya.”
Penulis buku Journey to the Light Uttiek M. Panji Astuti menulis artikel berjudul “Hilang Lengan Buah Kedzaliman”.
Pria tanpa lengan itu terlihat lelah dan nyaris putus asa. Ia terus berjalan sembari bertanya pada orang-orang yang dijumpainya. Sosok yang dicarinya selama berbulan-bulan, belum terlihat bayangannya.
Hingga akhirnya di suatu dermaga, ia melihatnya sedang menyandarkan kapal. Bukan main girang hatinya, karena menemukan nelayan yang dicarinya. Dengan bergegas ia hampiri pria itu.
“Wahai Tuan, mintakan ampunan kepada Allah atas apa yang aku lakukan padamu,” serunya tanpa basa-basi.
Nelayan itu terdiam sejenak, mencoba mengenali siapa pria yang bicara padanya. Berkali ia mencoba mengumpulkan ingatan, namun gagal.
“Engkau siapa? Apakah aku mengenalmu?” tanyanya akhirnya.
“Aku adalah orang yang merampas ikan hasil tangkapanmu sekian tahun lalu,” jawabnya.
Lalu diceritakan nasib buruk yang menimpanya disertai cucuran air mata penyesalan.
“Setelah aku merampas ikan hasil tangkapanmu waktu itu, tanganku digigit ikan yang menyebabkannya membusuk.
“Dari awalnya hanya jari yang dipotong, lalu terus menjalar hingga akhirnya tanganku diamputasi sampai batas lengan. Maka, aku mohon padamu, mintakan ampunan pada Allah atas kedzalimanku,” kisahnya pilu.
Nelayan itu menghela nafas panjang dan segera menjawab, “Wahai saudaraku, aku telah menghalalkan ikan itu, begitu aku melihat keadaan yang menimpamu.”
Setelah berucap syukur, pria tanpa lengan itu melanjutkan rasa penasarannya, “Wahai Tuanku, apakah engkau berdoa ketika aku merampas ikan itu darimu?”
Nelayan itu menjawab “iya” dan mengucapkan doa yang dipanjatkannya,
“Ya Allah sesungguhnya orang ini diberi kekuatan atas kelemahanku atas apa yang telah engkau berikan kepadaku, ia telah berbuat dzalim kepadaku, maka tunjukkan padanya kekuatanmu.”
Baca juga: Kisah Ashabul Kahfi, Sekelompok Pemuda yang Teguh Mempertahankan Keimanan
Kisah Pria Tanpa Lengan
Kisah pria tanpa lengan itu terjadi pada masa Imam Adz-Dzahabi, hingga dituliskan dalam kitabnya “Al-Kaba’ir”, tulisnya, “Barang siapa menganiaya niscaya akan dianiaya.”
View this post on Instagram
Ketika kedzaliman menimpa, tak perlu gusar dan berupaya membalasnya dengan kedzaliman serupa. Cukup angkat tangan, dan Allah akan mengabulkan doa-doa kita.
Sebagaimana yang disampaikan Rasulullah SAW, “Berhati-hatilah terhadap doa orang yang tertindas, karena sungguh tidak ada penghalang antara dia (orang yang tertindas itu) dengan Allah.” [HR Tirmidzi].[ind]