ChanelMuslim.com – Kisah lepasnya Cordoba dari kekuasaan Islam berlanjut dengan Álvar Pérez de Castro dan pasukannya dari Martos, Raja Ferdinand III mendirikan kamp militer di dekat Jembatan Alcolea.
Mereka juga makin memperketat pengepungan dengan cara menghancurkan desa dan ladang pertanian di sekitar kota serta memutus seluruh jalan ke kota, baik lewat darat maupun Sungai Guadalquivir, sehingga bantuan tidak dapat masuk.
Baca Juga: Kisah Lepasnya Cordoba dari Kekuasaan Islam
Kekuasaan Islam Lemah karena Banyaknya Pembelot
Di samping itu, juga banyak pembelot maupun mata-mata dari Muslim dan Yahudi di Córdoba yang membocorkan titik pertahanan terlemah kota dan mengacaukan persatuan di antara barisan pasukan dan penduduk Muslim Córdoba.
Mereka meminta agar diselamatkan terlebih dahulu dari pengepungan kota yang ketat, baru kemudian akan membantu sang Raja Castile tersebut untuk segera menaklukkan Córdoba secepatnya.
Di tengah pengepungan Córdoba yang berlangsung selama beberapa bulan, Amir Ibnu Hud beserta pasukannya diam-diam meninggalkan medan tempur dan kembali ke Murcia untuk segera membantu Amir Zayyan Ibnu Mardanish dari Valencia dalam menghadapi serangan Raja Chaime (James I) dari Kerajaan Aragon.
Akhirnya, penduduk Córdoba terpaksa mempertahankan kota itu sendirian tanpa adanya bantuan maupun panglima perang yang handal bersama dengan mereka.
Mereka sangat kecewa ketika mengetahui bahwa saingan Amir Ibnu Hud, Amir Muhammad I Ibnu Nashri Al-Ahmar (Pendiri Dinasti Nashriyyah di Granada), justru membantu upaya penaklukan Córdoba oleh Castile.
Raja Ferdinand III mengultimatum penduduk Córdoba dengan 2 pilihan, yaitu menyerah secara damai atau terus berperang.
Penduduk Muslim Córdoba memilih untuk mempertahankan kota tercinta mereka dengan terus melakukan perlawanan sengit.
Persediaan pangan yang terus menipis dan akhirnya habis di tengah pengepungan yang mencapai puncaknya pada akhir Ramadhan dan awal Syawal 633 H.
Hal itu membuat Dewan Kota Córdoba, para ulama dan mayoritas penduduk Córdoba memilih untuk menyerah secara damai. Hingga akhirnya, pada 29 Juni 1236 (23 Syawal 633 H), Córdoba jatuh ke tangan Raja Ferdinand III dari Castile, mengakhiri 525 tahun pemerintahan Islam atas kota tersebut.
Baca Juga: Kemenangan Umat Islam di Andalusia Melawan Bangsa Viking
Penduduk Cordoba telah Menyerah
Penyerahan kunci kota diwakilkan oleh Abu Hasan Al-Qurthubi, pemimpin Dewan Kota Córdoba, kepada Raja Ferdinand III di depan pintu gerbang utama kota yang berada tepat di depan Jembatan Besar Romawi.
Penduduk Córdoba telah menyerah dan meminta jaminan keamanan penuh atas jiwa dan harta benda mereka.
Namun, para Uskup Katholik dari Castile bersikeras untuk membunuh seluruh penduduk di bekas ibukota Dinasti Umayyah II tersebut.
Namun, hal ini ditentang oleh Raja Ferdinand III yang khawatir penduduk Córdoba akan melanjutkan perlawanannya dan menghancurkan seluruh bangunan megah dan indah peninggalan leluhurnya dari masa Umayyah II, Al-Murabithun dan Al-Muwahhidun.
Akhirnya, ia hanya memerintahkan pengusiran massal seluruh penduduk Muslim dari Córdoba dalam waktu seminggu. [Cms]
(Bersambung pada bagian ketiga)