ANCAMAN kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang kapan saja, bahkan setelah kemenangan kaum Muslimin pada perang Khaibar. Saat kondisi telah tenang, dan para pasukan Muslimin beristirahat setelah melakukan pengepungan yang melelahkan, datang seorang wanita yang hendak meracuni Nabi dengan membawa domba panggang yang ia buat sendiri.
Wanita yang bernama Zainab binti Al Harits tersebut dengan saja berniat mencelakai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena dendamnya atas kematian ayah, paman dan suaminya dalam peperangan.
Domba panggang pemberian wanita tersebut diletakkan dihadapan Nabi oleh para sahabat karena mereka mengetahui bahwa Nabi menyukainya, di samping ada pula beberapa hidangan lainnya pemberian masyarakat Khaibar.
Baca Juga: Inti Maulid, Tak Hanya Bershalawat, Tapi Kita Harus Tahu Identitas Nabi saw
Kisah Kegagalan Seorang Wanita yang Hendak Meracuni Nabi SAW
Ketika kaum Muslimin hendak menyantap hadiah itu, tiba-tiba beliau berkata, “Cukup! Berhentilah kalian makan.” Para sahabat terkejut. Beliau lalu menjelaskan, ada racun di dalam makanan yang dihadiahkan orang-orang Khaibar itu.
Para sahabat kemudian diperintahkan oleh Rasulullah untuk membawa Zainab binti Al Harits, yang memasak hidangan tersebut, kepada Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam.
Lalu Rasulullah bertanya kepadanya, “Apakah engkau membubuhi racun pada domba panggang ini?
“Siapa yang mengatakannya kepadamu?” tanya Zainab kembali.
“Paha bagian depan domba ini (yang memberi tahu),” ujar beliau.
Perlindungan Allah kepada Rasulnya dari bahaya yang ditimpakan oleh musuh Islam adalah bagian dari bukti kenabiannya.
Kejadian tersebut tidak berhenti begitu saja, para sahabat meminta izin kepada Rasulullah untuk membutuh Zainab. Namun Rasulullah mencegahnya, ia lebih memilih untuk memaafkan Zainab binti al-Harits dan menginstruksikan kepada para sahabat yang telanjur mengonsumsi sajian itu agar melakukan bekam. Hal itu supaya zat beracun yang sempat masuk ke dalam tubuh mereka dapat dikeluarkan. [Ln]