ChanelMuslim.com – Kisah kaum Nabi Luth yang banyak berbuat maksiat berlanjut dengan diutusnya tiga malaikat dalam bentuk manusia yang rupawan untuk menghentikan perbuatan maksiat kaum tersebut.
Sebelumnya, mereka mampir dulu menemui Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Saat itu, Nabi Ibrahim mengira bahwa mereka adalah manusia, maka Nabi Ibrahim segera menjamu mereka dengan menyembelih seekor anak sapi yang gemuk, tetapi mereka tidak mau makan.
Baca Juga: Kisah Kaum Nabi Luth yang Banyak Berbuat Maksiat (1)
Kaumnya Mendatangi Rumah Nabi Luth dengan Maksud Ingin Berbuat Maksiat
Para malaikat juga memberikan kabar gembira kepada Nabi Ibrahim, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengaruniakan kepadanya anak dari istrinya, yaitu Sarah bernama Ishaq ‘alaihissalam.
Para malaikat kemudian memberitahukan kepada Nabi Ibrahim, bahwa mereka akan berangkat menuju negeri Sadum untuk mengazab penduduknya karena kekafiran dan kemaksiatan mereka.
Lalu Nabi Ibrahim ‘alaihissalam memberitahukan, bahwa di sana terdapat Luth, maka para malaikat pun menenangkannya dengan memberitahukan, bahwa Allah akan menyelamatkan dia dan keluarganya selain istrinya yang kafir.
Para malaikat pun keluar dari rumah Ibrahim dan pergi menuju negeri Sadum, hingga mereka sampai di rumah Luth dan mereka datang sebagai para pemuda yang tampan.
Saat Nabi Luth melihat mereka, maka Nabi Luth mengkhawatirkan keadaan mereka, dan tidak ada yang mengetahui kedatangan mereka selain istri Nabi Luth, hingga akhirnya istrinya keluar dari rumahnya dan memberitahukan kaumnya tentang kedatangan tamu-tamu Nabi Luth yang rupawan.
Kaumnya pun berbondong-bondong datang ke rumah Nabi Luth dengan maksud untuk melakukan perbuatan keji dengan para tamunya itu.
Mereka berkumpul sambil berdesakan di dekat pintu rumahnya sambil memanggil Nabi Luth dengan suara keras meminta Nabi Luth mengeluarkan tamu-tamunya itu kepada mereka.
Masing-masing dari mereka berharap dapat bersenang-senang dan menyalurkan syahwatnya kepada tamu-tamunya itu, lalu Nabi Luth menghalangi mereka masuk ke rumahnya dan menghalangi mereka dari mengganggu para tamunya.
Ia berkata kepada mereka, “Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu membuatku malu,–Dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina.” (QS. Al Hijr: 68-69)
Baca Juga: Kamu Istri Nabi Luth?
Allah telah Menciptakan Wanita
Nabi Luth mengingatkan mereka, bahwa Allah Subhnahu wa Ta’ala telah menciptakan wanita untuk mereka agar mereka dapat menyalurkan syahwatnya.
Akan tetapi, kaum Luth tetap ingin masuk ke rumahnya. Ketika itu, Nabi Luth ‘alaihissalam tidak mendapati seorang yang berakal dari kalangan mereka yang dapat menerangkan kesalahan mereka dan akhirnya Nabi Luth merasakan kelemahan.
Ia menghadapi mereka sambil berkata, “Seandainya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan).” (QS. Huud: 80)
Saat itulah, para tamu Nabi Luth memberitahukan siapa mereka kepada Nabi Luth, dan bahwa mereka bukan manusia tetapi malaikat yang datang untuk menimpakan azab dari Allah kepada kaumnya yang fasik itu.
Kemudian, para malaikat meminta Nabi Luth untuk pergi bersama keluarganya (kecuali istrinya yang kafir) pada malam hari, karena azab akan menimpa mereka di pagi hari.
Mereka juga menasihatinya agar ia dan keluarganya tidak menoleh ke belakang saat azab itu turun, agar tidak menimpa mereka.
Di malam hari, Nabi Luth ‘alaihissalam dan keluarganya pergi meninggalkan negeri Sadum. Setelah mereka pergi meninggalkannya dan tiba waktu Subuh, maka Allah mengirimkan kepada mereka azab yang pedih yang menimpa negeri itu.
Saat itu, negeri tersebut bergoncang dengan goncangan yang keras, lalu Allah balikkan negeri itu.
Bagian atas menjadi bawah dan bagian bawah menjadi atas. Kemudian, mereka dihujani dengan batu yang panas secara bertubi-tubi.
Allah Ta’ala berfirman, “Maka ketika datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi,–Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tidaklah jauh dari orang-orang yang zalim.” (QS. Huud: 82-83)
Sahabat Muslim, itulah bagaimana kesudahan kaum yang banyak bermaksiat kepada Allah. Semoga kisah ini menyadarkan kepada kita betapa pedihnya azab Allah, sehingga membuat kita takut melakukan perbuatan maksiat. Aamiinn. [Cms]
Oleh: Marwan bin Musa
Maraaji’:
-Al Qur’anul Karim
-Mausu’ah Al Usrah Al Muslimah (dari situs www.islam.aljayyash.net)
-Shahih Qashashil Anbiya’ Ibnu Katsir, takhrij Syaikh Salim Al Hilaaliy)
-dll.
Sumber: kisahmuslim