SIAPA yang tak mengenal nama Khalid bin Walid. Panglima perang Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, yang terkenal si Pedang Allah yang terhunus.
Namun, sebelum menjadi panglima perang Islam, beliau adalah panglima perang kafir Quraisy. Bahkan ia sangat disegani baik oleh lawan maupun kawan.
Khalid mempunyai seorang saudara bernama Walid. Keduanya merupakan jagoan Quraisy saat itu.
Hanya saja saat perang Badr, Walid ditangkap. Rasulullah Shallallahu alaihiwa sallam, memberi pilihan pada Walid,”memeluk Islam atau membayar tebusan.
Walid memilih masuk Islam dan memproklamirkan Islam di hadapan kaum kafir Quraisy.
Melihat Walid yang sudah bebas dan terang-terangan mempublikasikan keislamannya. Khalid kemudian bertanya kepada Walid.
“Apa yang menyebabkan kamu masuk Islam?” kata Khalid.
“Aku lihat sendiri belum pernah mendapatkan perlakuan seperti itu dari kerabatku yang paling dekat sekalipun.
“Hanya saja aku khawatir jika aku masuk Islam di Madinah, jangan-jangan kaum muslimin menuduhku masuk Islam karena takut ditawan,” jawab Khalid.
Baca Juga: Khalifah Umar Menangisi Kepergian Khalid bin Walid
Khalid Bin Walid, Si Pedang Allah yang Terhunus
Mendengar pengakuan Walid, membuat Khalid semakin benci dengan Islam. Khalid membuktikannya kebencian pada perang Uhud.
Dengan kemampuan strategi perangnya, Khalid bin Walid mampu membuat pasukan muslimin repot.
Ia membuat jebakan agar kaum muslimin mengambil harta rampasan di bawah bukit, kemudian menembak dengan pasukan panahnya.
Khalid bin Walid berkata” Hai Muhammad, kami sudah menang, kamu telah kalah dalam peperangan ini….lihatlah pamanmu Hamzah yang tewas tercabik-cabik tubuhnya dan lihatlah pasukanmu yang telah porak-poranda”.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab, “Tidak, aku yang menang dan engkau yang kalah Khalid …Mereka yang gugur adalah Syahid.
“Sebenarnya mereka tidak mati, wahai Khalid, mereka hidup di sisi Allah Subhanahu wa taala penuh dengan kemuliaan dan kenikmatan.
“Mereka telah berhasil pindah alam dari dunia menuju akhirat menuju surga Allah karena membela agama Allah, gugur sebagai syuhada.
“Akan tetapi, matinya tentaramu, matinya sebagai kafir dan dimasukkan ke neraka jahannam.”
Setelah itu, Khalid memerintahkan pasukannya untuk kembali. Sejak itu, Khalid termenung terngiang selalu akan kata-kata Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dan penasaran akan sosok Muhammad.
Maka, Khalid mengutus mata-mata untuk memantau dan mengamati aktivitas Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam setelah perang Uhud tersebut.
Setelah cukup lama memata-matai Rasulullah, akhirnya utusan Khalid bin Walid melaporkan hasil pengamatan tersebut.
Kata utusan tersebut: ”Aku mendengar semangat juang yang dikemukakan Muhammad kepada para pasukannya. Muhammad mengatakan:
”Aku heran kepada seorang panglima, Khalid bin Walid yang gagah perkasa dan cerdas, tapi kenapa dia tidak paham dengan Islam yang aku bawa?
Sekiranya Khalid bin Walid tahu dan paham dengan agama yang aku bawa, dia akan berjuang bersamaku (Muhammad), Khalid akan aku jadikan juru rundingku yang duduk bersanding di sampingku.
Kata kata mutiara tersebut disampaikan mata-mata Khalid bin Walid di Mekkah kepada panglimanya.
Pada perjanjian Hudaibiyyah, saat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan kaum muslimin mengunjungi Masjidil Haram, kembali Khalid bersama tentaranya bermaksud menghadang perjalanan.
Saat itu, Khalid menjumpai pemandangan yang membuat jiwanya bergetar. Dipimpin Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, kaum muslimin menyelenggarakan shalat jamaah.
Tak lama setelah itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, mengutus Walid untuk menemui saudaranya Khalid, mengajaknya untuk masuk Islam.
Setelah dibujuk Walid, Khalid menghadap Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, dan masuk Islam.
Saat bertemu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, Khalid meminta doa dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
“Wahai Rasulullah, aku telah memposisikan diriku memerangi Islam, maka berdoalah kepada Allah agar Dia mengampuniku,” katanya.
Untuk memenangkan Khalid, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, kemudian berdoa,” Ya Allah, ampunilah Khalid atas segala perbuatannya yang menghalangi manusia dari jalan-Mu.”
Sejak saat itu, Khalid menjadi Panglima Perang Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, yang paling ditakuti dan disegani oleh musuh-musuh Islam.
Setiap beliau memimpin pasukan dan berperang melawan musuh Islam, pasti Allah memberikan kemenangan.[ind]