APA penyebab jemaah haji Indonesia sering kehilangan sandal di Masjid Nabawi? Rupanya bukan dicuri, melainkan kelupaan menaruh sandal.
Pelaksana Tugas Kepala Daerah Kerja Madinah Amin Handoyo pada 2019 mengatakan bahwa jemaah haji Indonesia sering lupa meletakkan sandal.
Ia pun mengimbau agar para jemaah membawa plastik untuk sandal dan meletakkannya di loker yang sudah disediakan.
Namun, setelah diletakkan di loker, Amin juga mengingatkan lagi kepada para jamaah untuk mengingat posisi loker tersebut.
Masjid Nabawi merupakan salah satu masjid terbesar di dunia. Pada 2040, diperkirakan, masjid yang tengah direnovasi ini akan dapat menampung 1,2 juta jamaah.
Tak heran, jika jamaah sering tersesat di masjid ini karena masjid ini memiliki banyak pintu.
Baca Juga: Maasya Allah, Jemaah Haji Termuda Ini Rencanakan Berangkat Haji sejak SD
Penyebab Jemaah Haji Indonesia Sering Kehilangan Sandal di Masjid Nabawi
Di atas setiap pintu, terdapat plakat batu dengan aksara Arab: “Masuklah dengan damai dan aman” (diambil dari Surat Al-hijr, 15:46). Jumlah keseluruhan pintu adalah 85.
Beberapa gerbang memiliki pintu satu, dua, tiga atau bahkan lima. Nama-nama gerbang yang ada di Masjid Nabawi yaitu sebagai berikut.
1- Bab Al-salam
2- Bab Abubakar Siddiq
3- Bab Al-rahmah
4- Bab Al-hijrah
5- Bab Quba
6- Bab Al-Malik Sa’ud
7- Babu Imam Al-bukhari
8- Bab Al-aqiq
9- Bab Al-Sultan Abdulmajid
10- Bab Umar bn Al-Khattab
11- Bab Badr
12-Bab Al-malik Fahd
13- Bab Uhud
14- Bab Usman bin Affan
15- Bab Ali bin Abi-Thalib
16- Bab Abu-Dzar
17- Bab Al-Imam Muslim
18- Bab Al-Malik Abdulaziz
19- Bab Makka
20- Bab Bilal
21- Bab Nisa’
22- Bab Jibril
23- Bab Al-Baqi’
24- Bab Al-Ana’iz
25- Bab Al-A’imma.
Di dalam Masjid Nabawi juga terdapat banyak tiang dan tempat bersejarah. Dikutip dari Imtiaz Ahmad, tiang dan tempat bersejarah yang berada di dalam masjid yaitu sebagai berikut.
1. TIANG DUTA/UTUSAN: Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menggunakan tempat ini untuk menemui para utusan yang datang. Beberapa Sahabat terkemuka duduk di sekitar beliau selama pertemuan berlangsung.
2. TIANG PENGAWAL: Menjadi tempat berdiri para pengawal Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Matori berkata, “Pintu rumah Aisyah RA berhadapan dengan tiang ini, dan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam melalui pintu ini menuju ke Masjid Nabawi.”
3. TIANG TEMPAT TIDUR: Abdullah bin Umar Radhiyallahu anhu bercerita, “Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menggunakan tempat ini sebagai tempat tidur beliau selama I’tikaf.”
4. TIANG ABU LUBABAH: Tertulis padanya. Seperti disebutkan dalam tafsir Ibnu Katsir, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bermaksud untuk menghukum bani Quraizzah (sebuah suku Yahudi) atas pengkhianatannya kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.
Abu Lubabah Radhiyallahu ahu ditunjuk sebagai penengah. Dia secara tidak sengaja membocorkan rahasia Nabi Shallallahu alaihi wa sallam kepada suku Yahudi itu.
Abu Lubabah segera menyadari kesalahannya dan mengikat dirinya sendiri pada tiang ini, hingga Allah Subhanahu wa taala menerima taubatnya.
Setelah tujuh hari, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menerima wahyu mengenai diterimanya taubat Abu Lubabah dan melepaskan ikatanya dengan tangan beliau sendiri.
Al Qur’an, Surat Al Anfal, Ayat 27 – 28 diwahyukan untuk meberikan kepada kita sebuah pelajaran.
Yakni mengkhianati kepercayaan adalah sebuah kesalahan yang sangat fatal bagi para Sahabat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, sehingga mereka melakukan tindakan yang luar biasa untuk memperbaiki kesalahannya.
5. TIANG AISYAH: Tabrani menyebutkan Aisyah Radhiyallahu anha meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Ada tempat yang sangat penting di dalam Masjid Nabawi yang mulia, jika seorang mengetahuinya, mereka akan mengadakan undian untuk mendapatkan kesempatan agar bisa shalat di sana”.
Suatu hari para Sahabat bertanya kepada Aisyah Radhiyallahu anha tentang tempat ini. Beliau menolak untuk memberitahukan tempat tersebut.
Akhirnya para Sahabat pergi, sedangkan Aisyah Radhiyallahu anha masih bersama dengan keponakannya Abdullah bin Zubair Radhiyallahu anhu.
Belakangan para Sahabat memperhatikan bahwa Abdullah bin Zubair Radhiyallahu anhu melakukan shalat dekat dengan tiang Aisyah.
Para Sahabat meyakini bahwa Aisyah Radhiyallahu anha memberitahukan tempat tersebut secara rahasia kepada keponakannya.
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam pernah mengimami shalat dari titik ini selama beberapa hari setelah perubahan qiblat dari Masjid Al Aqsa ke Ka’bah di Makkah.
Belakangan, beliau selalu mengimami shalat dari titik yang sekarang dikenal sebagai Mihrab Nabawi As Syarif.
6. TIANG MUKHALLAQAH: Jabir Radhiyallahu anhu meriwayatkan seperti disebutkan dalam hadits Buhari, “Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersandar pada sebatang pohon kurma (yang awalnya terletak pada tempat di mana tiang ini berada) ketika melakukan khutbah Jumat.
Kaum Anshar dengan hormat menawarkan pada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, kami dapat membuat sebuah mimbar untukmu, jika engkau menyetujuinya”.
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menyetujuinya dan sebuah mimbar yang terdiri dari 3 anak tangga dibangun. Ketika Nabi Shallallahu alaihi wa sallam duduk di atas mimbar ini untuk berkhutbah, para Sahabat mendengar batang pohon kurma itu menangis seperti anak kecil.
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mendekati pohon yang sedang menangis ini dan kemudian memeluknya. Pohon ini lalu tenang setelah sebelumnya terisak-isak seperti onta betina.
Pohon kurma tersebut menangis karena ia tidak digunakan lagi untuk mengingat Allah Subhanahu wa taala.
Sejak itu, batang pohon tersebut diberi sejenis pewangi yang disebut Khaluq. Dan kemudian, tiang di mana pohon kurma itu dulu berada, dikenal dengan sebutan tiang Mukhallaqah.
7. MIHRAB NABAWI: Tidak ada mihrab di dalam Masjid Nabawi selama periode pemerintahan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan empat Khalifah yang pertama.
Pada tahun 91 H, Umar bin Abdul Aziz pertama kali melakukan shalat di sini di dalam sebuah bentuk mihrab.
Jika kita berdiri di dalam mihrab ini dan melakukan shalat, tempat sujud kita akan terletak di tempat di mana kaki Nabi Shallallahu alaihi wa sallam berpijak.
Dinding tebal mihrab ini menutupi tempat sujud Nabi Shallallahu alaihi wa sallam yang sebenarnya.
8. MIHRAB USTMANI: Khalifah Utsman Radhiyallahu anhu mengimami shalat di tempat ini. Sekarang, Imam Masjid Nabawi juga mengimami shalat di sini. Umar bin Abdul Aziz kemudian membangun sebuah mihrab di sini.
9. MIHRAB HANAFI: Sebelumnya Imam shalat dari empat Mazhab (Hanafi, Syafi’i, Maliki, dan Hambali) mengimami shalat di Masjid Nabawi secarah terpisah pada waktu yang sedikit berbeda dan tempat yang berbeda.
Imam Hanafi mengimami shalat pada tempat ini. Namun kini, hanya satu shalat berjamaah yang diselenggarakan di Masjid Nabawi, yang dipimpin oleh Imam dari Mazhab Hambali.
Hal ini berlaku sejak kekuasaan dipegang oleh Pemerintahan Saudi.
10. MIHRAB TAHAJUD: Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam melakukan shalat tahajjud di tempat ini.
11. MIMBAR: Seperti disebutkan dalam hadits Bukhari Muslin dan diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Antara rumahku dan mimbarku adalah salah satu taman dari taman-taman surga dan mimbarku akan berada di telaga Kautsar pada hari Kiamat”.
Berbagai pemerintahan muslim mengirimkan mimbar untuk Masjid Nabawi dari waktu ke waktu. Mimbar yang ada sekarang, dikirim oleh Sultan Murad ke-3 dari Dinasti Usmani pada tahun 998 H.
12. TEMPAT MUAZZIN: Tempat ini, berupa balkon segi empat, terletak di sebelah Utara Mimbar Nabi. Tempat ini selain sebagai tempat adzan juga sebagai tempat shalat muadzin dan untuk menguatkan suara takbir pada shalat lima waktu.
13. PANGGUNG DI SEKITAR TEMPAT TAHAJJUD: (tidak ada keterangan – pent.)
14. PANGGUNG TEMPAT PETUGAS KEAMANAN: Jika kita memasuki Masjid Nabawi dari Bab Jibril, panggung ini akan berada di sebelah kanan.
Dibangun oleh Sultan Nuruddin Zanki. Panggung ini sebenarnya bukanlah tempat dari Ahlu Suffah, seperti perkiraan banyak peziarah.
15. TEMPAT AHLU SUFFAH: Suffah berarti tempat berteduh. Sahabat Nabi yang miskin dan tidak memiliki rumah, bertimpat tinggal di Suffah.
Di sini mereka mendapat pendidikan tentang Islam dan mengamalkannya. Jika kita berjalan dari tiang Aisyah berlawanan dengan arah qiblat, Suffah berada setelah tiang ke-5.
Namun setelah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam memperluas Masjid pada tahun ketujuh Hijriah, Suffah dipindah sekitar sepuluh meter ke arah Timur, seperti yang tergambar pada denah Masjid Nabawi.
16. BAB (PINTU) BAQI’: Pintu ini berhadapan dengan Bab Salam.
17. BAB (PINTU) JIBRIL: Terletak di bagian Timur, disebut juga Bab Nabi, karena beliau selalu masuk melalui pintu ini. Adapun alasan penyebutan Bab Jibril adalah sebuah riwayat dari Aisyah Radhiyallahu anha,
“Ketika Nabi Shallallahu alaihi wa sallam pulang dari Khandaq, dan meletakkan senjata kemudian mandi, Jibril AS mendatangi Beliau seraya berkata,
‘Engkau meletakkan senjatamu?, demi Allah kita belum (bisa) meletakkan senjata, pergilah menuju mereka’,
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam berkata, ‘ke manakah?’, Jibril Alaihis salam menjawab, ‘ke sini’, dia menunjuk Bani Quraizzah.
Maka Nabi Shallallahu alaihi wa sallam keluar menuju mereka.
18. BAB (PINTU) NISA: Pintu ini dibuka oleh Umar ibn Khattab tahun 12 H. Beliau mengatakan, “Alangkah baiknya kalau pintu ini dikhususkan untuk wanita”.
19. BIR (SUMUR) HA: Jika kita memasuki Masjid dari bagian paling kiri dari Bab Fahd, sumur ini berlokasi sekitar15 meter ke dalam Masjid dan ditandai dengan 3 lingkaran.
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam terkadang mendatangi sumur ini dan meminum airnya. Sumur dan taman yang mengelilinginya dimiliki oleh Abu Talhah. Ketika dia mendengar ayat 92 surat Ali Imran yang berbunyi:
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.
Abu Talhah Radhiyallahu anhu segera menginfakkan taman ini karena mengharapkan Ridha Allah Subhanahu wa taala.
Inilah contoh bagaimana para Sahabat berekasi terhadap ayat-ayat al Qur’an dan secara spontan langsung mengerjakan perintah Allah dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati.
20. BAB (PINTU) SALAM: Umar ibn Khattab Radhiyallahu anhu membuka pintu ini yang terletak di tembok Masjid bagian Barat, ketika dilakukan perbaikan Masjid tahun 12 H.
Dinamakan Bab as Salam karena letaknya sejajar dengan tempat penghormatan berupa salam kepada jasad Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
21. RUMAH ABU BAKAR RA: Jika kita berjalan dari mimbar melalui Bab Siddiq, rumah ini berlokasi setelah tiang ke-5 sejajar dengan Bab Siddiq.
Suatu hari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Semua pintu rumah-rumah yang terbuka langsung ke dalam Masjid harus ditutup kecuali pintu rumah Abu Bakar”.
Hal ini menimbulkan dugaan bahwa Abu Bakar Radhiyallahu anhu akan menjadi khalifah pertama.
Itulah gambaran luasnya Masjid Nabawi di kota Madinah. Tak heran, banyak jamaah yang lupa akan sandalnya ketika memasuki masjid ini.[Lam/ind]