ChanelMuslim.com – Maka Abu Dzar akan selalu ingat kepada wasiat guru dan Rasul ini. Ia tiadalah akan menggunakan ketajaman pedang terhadap para pembesar yang mengaut kekayaan dari harta rakyat sebagai ancamannya dulu. Tetapi juga ia tidak akan bungkam atau berdiam diri walau agak sesaatpun terhadap mereka.
Baca Juga Kisah Sebelumnya: Kebenaran Disertai Keberanian, Prinsip Hidup Abu Dzar
Memang, seandainya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melarangnya menggunakan sejata untuk menebas leher mereka, tetapi beliau tidak melarangnya menggunakan lidah yang tajam demi membela kebenaran. Dan wasiat itu akan dilaksanakannya!
Dakwah dengan Lisan, Wasiat kepada Abu Dzar dari Rasul
Masa Rasulullah berlalulah sudah, disusul kemudian oleh masa Abu Bakar, kemudia masa Umar. Pada kedua khalifah ini masih dapat dijinakkan godaan hidup dan fitnah pemecah belah, hingga nafsu angkara yang haus dahaga tidak beoleh angin atau mendapatkan jalan.
Ketika itu tidak terdapat penyelewengan-penyelewengan yang akan ,mengakibatkan Abu Dzar bangkit menentang dengan suaranya yang lantang dan kecamannya yang pedas.
Telam lama berlaku dalam pemerintahan Amirul Mu’minin Umar keharusan hidup sederhana dan menjauhi kemewahan serta menegakkan keadilan bagi setiap pejabat dan pembesar Islam.
Begitupun para hartawan di mana mereka berada, telah disiplin ketat yang hampir saja tidak terpikul oleh kemampuan manusia.
Tiada seorangpun di antara pejabatnya, baik di Irak, di Syria, Shan’a, atau di negeri yang jauh letaknya sekalipun, yang memakan makanan mahal yang tidak terjangkau oleh rakyat biasa kecuali selang beberapa hari beritu itu akan sampai kepada Umar.
Dan perintah keraspun akan memanggil pejabat yang bersangkutan menghadap khalifah di Madinah untuk menjalani pemeriksaan ketat.
Akan tenanglah Abu Dzar kalau demikian. Tentram dan damai, selama al-Faruqul ‘Adhim (gelar kepahlawanan bagi Umar bin Khattab) masih menjabat Amirul Mu’minin.
Dan selama Abu Dzar dalam kehidupan tidak diganggu oleh kepincangan-kepincangan seperti penumpukan harta dan penyalahgunaan kekuasaan. Mak dengan pengawasan Umar bin Khattab yang ketat terhadap pihak penguasa dan pembagian yang merata terhadap harta, berarti telah memberikan kepuasan dan kelegaan kepada dirinya.
Dan dengan demikian dapatlah ia memusatkan perhatiannya dalam beribadah kepada Allah penciptanya dan berjihad di jalan-Nya, tanpa sedikitpun hendak berdiam diri jika melihat kesalahan-kesalahan di sana-sini, yang ketika itu memang jarang terjadi.
Bersambung…