ChanelMuslim.com – Sosok Abdullah bin Umar menjalani usia lanjut dan mengalami saat-saat dibukakannya pintu keduniaan bagi Kaum Muslimin. Harta melimpah ruah, jabatan beraneka ragam dan kehendak serta keinginan berkobar-kobar. Tetapi kemampuan mentalnya yang luar biasa, telah merubah khasiat zamannya.
Masa yang penuh dengan segala macam keinginan, dengan fitnah dan harta benda itu. Dirubahnyalah bagi dirinya menjadi suatu masa yang diliputi oleh zuhud dan keshalihan, kedamaian dan kesejahteraan yang dijalani oleh pribadi.
Tekun dan melindungkan diri ini dengan segala keyakinan, telah dibentuk dan ditempa oleh Agama Islam di masa-masa pertamanya yang gemilang dan tinggi menjulang itu, tidak tergoyahkan sedikitpun juga.
Baca Juga: Perang Saudara Bukan Jalan Jihad Abdullah Bin Umar
Akhir Hidup Sosok Abdullah bin Umar
Dengan bermulanya masa Bani Umayyah, corak kehidupan mengalami perubahan, suatu perubahan yang tak dapat dielakkan. Masa itu boleh disebut sebagai masa kelonggaran dalam segala hal, kelonggaran yang tidak saja sesuai dengan keinginan-keinginan pemerintah, tetapi dengan keinginan-keinginan pribadi dan golongan.
Dan ditengah badai rangsangan masa yang terpukau oleh kelonggaran-kelonggaran itu, oleh hasil perolehan dan kemegahannya. Ibnu Umar tetap bertahan dengan segala keutamaannya, tidak menghiraukan semuanya itu, dengan melanjutkan pengembangan jiwanya yang besar.
Sungguh ia telah berhasil menjaga tujuan mulia dari kehidupannya, hingga orang yang hidup semasa dengannya melukiskannya sebagai berikut: “Ibnu Umar telah meninggal dunia, dan dalam keutamaannya tak ubahnya ia dengan Umar.”
Bahkan ketika menyaksikan sifat dan akhlaknya yang mengagumkan itu, mereka membandingkannya dengan Umar, yaitu bapaknya yang berpribadi besar. Mereka mengatakan:
“Umar hidup di suatu masa di mana banyak tokoh-tokoh yang menjadi saingannya, tetepi Ibnu Umar hidup di suatu zaman, dimana tidak ditemui yang menjadi tolak bandingannya!”
Perbandingan itu terlalu berlebihan, tetapi dapat dimaafkan terhadap orang seperti Ibnu Umar. Adapun Umar, bapaknya, tak seorangpun yang dapat disejajarkan dengannya. Tak mungkin ada bandingannya di setiap masa dari kaum manapun juga. [Ln]
Sumber: Karakter Perihidup Enam Puluh Shahabat Rasulullah, Oleh Khalid Muh. Khalid