WASIAT Abu Bakar berikut tentunya menjadi pengingat untuk kita. Seperti diketahui, Abu Bakar merupakan salah satu sahabat mulia yang selalu dekat dengan Rasulullah.
Baca Juga: Kisah Abu Bakar yang Takut Dihisab padahal Sudah Dijamin Surga
Wasiat Abu Bakar
Ash-shiddiq Radhiyallahu ‘anhu berkatan, “Apabila suatu kaum melakukan perbuatan maksiat di hadapan orang orang yang lebih mulia dari mereka.
Namun, mereka tidak mengingkarinya, niscaya Allah Shubhanahu wa Ta’alla akan menurunkan bencana-Nya kepada mereka, kemudian –Dia tidak mencabutnya dari mereka.
[Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman 10/50]
Dari Zaid bin Aslam, dari bapaknya berkata:
‘Aku melihat Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu memegang lisannya seraya berkata:
‘Ini membawaku ke berbagai tempat.’
[Zuhud, hal. 90]
Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu berkata:
‘Sampai kabar kepada kami bahwa apabila hari kiamat, ada yang berseru: Di manakah orang-orang yang pemaaf, maka Allah Shubhanahu wa Ta’alla memberi maaf kepadanya sesuai pemberian maafnya kepada manusia.’[Musnad ash-Shiddiq hal 73, karya Abu Bakar al-Maruzi]
Beliau juga berkata, “Manusia yang paling taat kepada Allah Shubhanahu wa Ta’alla adalah yang paling benci terhadap maksiat.
Dan ini adalah makna yang sangat indah, sesungguhnya banyak orang yang melakukan sejumlah ketaatan, bahkan ia banyak sekali ibadah, akan ia lemah dalam melakukan perlawanan saat terjadi sebab-sebab maksiat.
Maka siapa yang seperti itu, ketaatannya kurang, kewaliannya dalam hal itu tercemar.
[Jamharah Khuthab Arab 1/446]
Dalam khutbahnya beliau berkata,
“Ketahuilah, sesungguhnya orang yang paling cerdas adalah takwa dan sesungguhnya orang yang paling bodoh adalah fasik.
Sesungguhnya orang yang paling kuat darimu di sisiku adalah orang lemah sehingga aku mengambil untuknya dengan haknya, dan sesungguhnya orang yang paling lemah darimu di sisiku adalah orang kuat sehingga aku mengambil yang hak darinya.
Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku hanya mengikuti dan bukan melakukan sesuatu yang baru (bid’ah).
Jika aku baik, bantulah aku dan jika aku menyimpang, luruskanlah.’Dan ia berkata: ‘Kami mendapatkan kemuliaan dalam taqwa, kaya dalam keyakinan, dan kemuliaan dalam sifat tawadhu’ (rendah hati).’[Ihya 3/343]
[Cms]
https://t.me/bimbingansyariah