ORANG berilmu yang menjadi saksi atas ketauhidan Allah mendapatkan kemuliaan langsung dari Allah. Dari merekalah tauhid dipahami oleh banyak manusia.
Mereka menegaskan kepada manusia lainnya bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah.
Demikian pula mereka membuktikan segala aktivitas, peran, dan permasalahan kehidupan akan mampu dihadapi dengan kekuatan tauhid.
Tidak ada yang lebih penting dari tauhid ini, baik ketenaran, materi, maupun komentar manusia tidaklah berarti.
Saat tauhid telah mengakar dalam jiwa manusia, ia menjadi bukti atas keadilan, kebesaran, keagungan, kekuasan, bahkan kasih sayang Allah atas makhluk-makhluknya-Nya.
Baca Juga: Cinta Itu Anugerah, Kata Orang Bijak
Kemuliaan Orang Berilmu yang Menjadi Saksi Ketauhidan Allah
Mereka inilah orang-orang yang diberi ilmu. Dalam surah Ali-Imran ayat 18 Allah berfirman,
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Allah menyebut para saksi atas ketauhidan-Nya dengan orang-orang yang berilmu bukan sekedar kiasan.
Mereka juga menjadi argumen atas orang-orang yang ingkar. Perkataan dan perilaku orang-orang berilmu ini mampu mematahkan berbagai tuduhan orang-orang yang inkar.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah mengatakan dalam kitabnya Mutahuddaar As-Saa’adah Kesaksian orang-orang yang berilmu atas ketauhidan Allah sangat berkaitan dengan kesaksian Allah secara langsung.
Jika Allah menyatakan kesaksiaan-Nya atas ketauhidan-Nya dengan diri-Nya sendiri sebagai permulaan dan pengajaran.
Maka orang-orang yang berilmu memberikan kesaksian atas ketauhidan Allah sebagai penegasan, pengakuan, pembenaran, dan keimanan.
Kemuliaan lainnya dari orang-orang berilmu adalah mereka mendapatkan pahala orang-orang yang mendapatkan petunjuk berkat mereka.
Kebenaran ajaran-Nya juga disampikan oleh orang-orang yang berilmu. Artinya Allah menjadikan mereka saksi atas kebenaran segala yang Dia turunkan kepada Rasul-Nya.
Keberadaan mereka juga semakin menjelaskan bahwa hanya ada dua golongan manusia, yaitu orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang bodoh.
Tentunya orang-orang yang bodoh ini tidak hanya mereka yang tidak mengetahui, namun juga mereka yang tahu tapi tidak mau mengakui ketauhidan Allah serta tidak mau menjadikannya sebagai landasan kehidupan. [Ln]