ChanelMuslim.com – Warisan ibu. Banyak anak perempuan mendambakan Ibu yang sempurna, baik dari segi fisik, kepandaian, keterampilan di bidang keperempuanan atau bahkan harta yang melimpah.
Tak bisa dipungkiri, seorang Ibu yang tampak memiliki banyak kelebihan akan menjadi dambaan dan idola anak-anaknya. Namun, apakah semua itu dapat menjadi warisan abadi seorang Ibu?
Abu Al-Hamd Rabi’ dalam buku Membumikan Harapan Rumah Tangga Islam Idaman menulis bahwa kesalehan orang tua, termasuk seorang Ibu, sangat bermanfaat bagi anak.
Dalam surat al-Kahfi, Allah Subhanahu wa taala berfirman, “Dan orang tua mereka berdua adalah orang saleh.”
Ibnu Katsir meriwayatkan bahwa kakek ketujuh dari mereka adalah orang yang saleh dan memberikan manfaat bagi cucunya.
Seorang saleh berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku memperbanyak shalat untuk kamu.”
Said bin Al-Musayyab dalam suatu kesempatan juga berkata, “Aku shalat, lalu aku teringat akan anak cucuku maka kutambahi lagi shalatku.”
Baca Juga: Warisan Terbaik untuk Anak
Warisan Ibu
Allah Subhanahu wa taala juga menjaga orang saleh dalam tujuh keturunannya.
Dalam surat Al-A’raf ayat 196, “Sesungguhnya pelindungku adalah Allah yang telah menurunkan Al-Kitab (Al-Quran) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh.”
Dalam tafsirnya, Al Qurthubi menyebutkan hal tersebut.
Disebutkan dalam kitab Hasyiyah Ibnu Abidin, Sahal At-Tusturi selalu menjaga anaknya saat masih di dalam tulang sulbinya lewat amalan-amalan saleh dengan harapan Allah akan menganugerahinya anak saleh.
Ia berkata, “Sesungguhnya aku menjaga perjanjian yang diikrarkan Allah atasku di alam ruh dan aku akan menjaga anak-anakku mulai saat ini sampai Allah mengeluarkan mereka ke alam dunia.”
Begitu pentingnya menjaga kesalehan hingga menjadi karakter dan sesuatu yang berharga untuk diwariskan oleh seorang Ibu kepada anak-anaknya.
Keteladanan dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa taala mengalahkan segala kecantikan fisik dan bahkan harta yang melimpah.
Ibunda Hajar, istri Nabi Ibrahim Alaihis salam, yang juga ibu Nabi Ismail Alaihis salam memberikan keteladanan dalam kekuatan aqidah.
Saat ditinggalkan di padang yang gersang, perbekalan habis tak bersisa, mata air telah kering, kerongkongan tercekat karena kehausan, ketika tubuh luluh jatuh tak berdaya, di situlah puncak dari kepasrahan Hajar ditempa, keyakinan bahwa Allah tidak akan membiarkannya dalam keadaan sengsara.
Dian Yasmina Fajri dalam bukunya Hajar, Perempuan Pilihan Langit, menyebutkan bahwa Hajar tidak pernah membayangkan bahwa perpisahannya dengan Ibrahim akan menuntunnya pada kedudukan yang mulia.
Karena dirinya kehausan mencari air, Allah pun memuliakan Hajar dengan memancarkan air zamzam yang akan terus memancar hingga Hari Kiamat.
Kesalehan Hajar membentuk karakter Nabi Ismail alaihis salam yang juga menjadi pribadi yang taat kepada Allah dan juga hormat kepada ayahandanya, Nabi Ibrahim alaihis salam.
Kesalehan Hajar adalah warisan seorang ibu yang sangat berharga bagi anak cucunya.
Ibu yang salehah akan mewariskan sifat dan karakter kebaikan kepada anak-anaknya. Ibu yang salehah akan terus memperbaiki diri karena teringat akan anak dan cucunya.
Inilah warisan Ibu yang sangat berharga yang tak dapat digenggam tapi dapat dirasakan oleh anak-anaknya.[ind]