Timbangan amal pada hari kiamat akan menunjukkan segala perbuatan kita di dunia. Allah tidak pernah menzalimi hamba-Nya sedikit pun. Jadi, usahakan agar kita lebih banyak melakukan kebaikan.
Baca Juga: Fiqh Prioritas Sebagai Timbangan Amal
Timbangan Amal pada Hari Kiamat
وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ
Kami akan memasang timbangan yang adil pada hari kiamat, maka tidaklah ada seseorang yang didzhalimi sedikitpun.
Dan jika amalan itu hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan (Q.S al-Anbiyaa’:47).
Timbangan pada hari kiamat memiliki 2 kiffah (sisi timbangan tempat meletakkan beban yang akan ditimbang), satu kiffah diletakkan kebaikan, sisi yang lain diletakkan keburukan.
Hal itu ditunjukkan dalam hadits Abu Said al-Khudriy riwayat Ibnu Hibban dan al-Hakim pada saat Musa meminta kepada Allah bacaan dzikir yang khusus untuknya.
Allah mengajarkan kepadanya ucapan Laa Ilaaha Illallah. Kalau seandainya 7 bumi dan 7 langit berikut penghuninya selain Allah diletakkan di satu kiffah, dan ucapan Laa Ilaha Illallah (yang ikhlas dan menghayati maknanya) diletakkan di kiffah yang lain, niscaya akan lebih berat sisi yang ditempati ucapan Laa Ilaaha Illallah.
Para ulama menjelaskan bahwa penimbangan pada sebagian orang dilakukan pada lembar catatan amalnya, sebagian lagi ada yang ditimbang tubuhnya, dan sebagian lagi ada yang dirupakan amalnya dalam wujud tertentu kemudian ditimbang.
Semoga timbangan amal kita di akhirat bisa lebih berat kebaikan daripada keburukannya. Aamiinn. [Cms]
http://telegram.me/alistiqomah