• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Jumat, 3 Februari, 2023
No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Sekolah
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Khazanah

Takjub dengan Antrean di Raudhah

Januari 8, 2023
in Khazanah, Unggulan
Takjub dengan Antrean di Raudhah

foto: pixabay

70
SHARES
538
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram

ANTREAN di Raudhah kerap kali semrawut dan sedikit penuh histeria, khususnya bagi jemaah wanita. Sebelum pandemi, masuk Raudhah bagi jemaah perempuan bak akan berangkat ke medan jihad.

Dalam tulisannya berjudul “Berkah keteraturan setelah pandemi”, @uttiek.herlambang mengulas bagaimana antrean di Raudhah kini lebih tertib.

“Ibu Diaaan… Ibu Lelaaa… Ibu-ibu… ayo majuuu,” dendangnya dengan cengkok ala tembang Sunda.

Namanya Maesaroh, biasa dipanggil Iroh atau Ira, tergantung siapa yang bertanya. Usianya awal 35 tahun.

Pembawaannya ramah dan murah senyum. Ia suka berdendang. Apa saja ia dendangkan untuk mengisi waktu luang.

Profesinya adalah muthawifah yang membawa jemaah perempuan ke Raudhah. Sudah lebih dari 10 tahun ia tinggal di Madinah.

Di antara semua profesi yang pernah dilakoni, profesi muthawifah-lah yang paling membekas di hati.

“Saya selalu merasa haru kalau melihat jamaah keluar dari Raudhah dengan mata sembab berurai air mata.” Mimik mukanya yang semula ceria, berubah jadi sendu.

“Saya teringat Emak. Dia tidak pernah menginjakkan kaki di Tanah Suci meskipun sudah kepingin sekali.” Emaknya telah wafat sebelum ia mengadu peruntungan di tanah Haram.

Setelah itu ia menggeleng dan hanya menjawab dengan senyuman ketika ditanya tentang keluarga. “Apakah sudah menikah?” “Anaknya berapa?”

“Ibu seperti wartawan saja nanya-nanyanya,” katanya spontan yang membuat saya tersenyum dalam hati.

Namun ketika pertanyaan beralih tentang antrean ke Raudhah, ia kembali bersemangat membagikan cerita.

“Kalau dulu masuk Raudhah butuh waktu 4-5 jam, sekarang tidak lagi. Cukup datang sesuai jadwal yang tertulis di tasreh (surat izin), 10 menit di dalam, lalu selesai,” jelasnya.

Semenjak pandemi, pemerintah Saudi mengeluarkan peraturan baru yang mengharuskan jemaah mendaftar untuk bisa masuk Raudhah.

Jadwal masuk Raudhah bagi jemaah perempuan dibagi dua. Pagi, mulai sebakda Subuh. Untuk bisa mengaksesnya, harus menggunakan tasreh yang diurus oleh muasasah.

Masuknya pun harus berombongan, tidak, bisa perorangan.

Petugas akan menghitung dengan teliti. Jumlah jamaah harus sesuai dengan yang tercantum dalam tasreh. Lebih satu orang saja, jangan harap bisa lolos.

Jadwal kedua, malam selepas Isya’. Ini bisa diakses perorangan dengan mendaftar terlebih dahulu melalui aplikasi Eatmarna atau Tawakkalna.

Baca Juga: Waktu Jemaah Haji Indonesia Masuk Raudhah

Takjub dengan Antrean di Raudhah

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Uttiek M Panji Astuti (@uttiek.herlambang)


Jemaah yang sudah masuk pagi hari menggunakan tasreh, bila ingin mendaftar menggunakan aplikasi harus berselang sehari. Alias esok pagi baru bisa mendaftar lagi.

Setelah sepuluh menit berada di dalam Raudhah untuk shalat dan berdoa, askar akan mengosongkan ruangan untuk memberikan kesempatan pada rombongan berikutnya masuk.

Saya yang sudah berpuluh kali berziarah ke Raudhah, rasanya tak percaya antrean bisa dibuat setertib ini.

Sebelum pandemi, masuk Raudhah bagi jemaah perempuan bak akan berangkat ke medan jihad.

Kalau mau cepat, begitu akses ke Raudhah dibuka dari bab Annisa, ribuan perempuan akan berlari sekencang-kencangnya.

Suara jeritan, gedebak-gedebuk orang berlari dan teriakan askar, “Ibu… Ibu… Hajji… Hajji… ya Mama… Mama,” membuat suasana sangat dramatis.

Belum reda keriuhan itu, dari dalam Raudhah terdengar jerit tangis. Dari yang berupa isakan tertahan, hingga yang serupa raungan.

Bayangkan bila itu dilakukan ratusan perempuan secara bersamaan, seperti apa “heroiknya”?

Suasana yang “menegangkan” sekaligus dirindukan itu kini tak ada lagi. Semua berjalan tertib sesuai aturan.

“Longgarnya” Raudhah pagi itu membuat saya leluasa untuk mencari dan mengenali tiang-tiang bersejarah yang berada di dalamnya.

Termasuk tiang Al Mukhallaqah yang menjadi tempat favorit Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berkumpul bersama para sahabat, membagikan ilmu atau sekadar mendengar “curhat” mereka.

Tiang ini berada di sebelah kanan mihrab.

Di bulan Ramadan, beda lagi posisi favorit Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam saat beri’tikaf.

Manusia mulia itu memilih menggelar tikarnya yang terbuat dari kulit pohon kurma di sisi paling kiri Raudhah. Posisi ini kalau sekarang paling dekat dengan makamnya.

Di belakangnya, ada satu tiang yang dinamakan tiang Al Mihras atau tiang Ali bin Abi Thalib. Tiang itu merupakan tempat sahabat Ali bersandar saat ditugaskan menjaga Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.

Masih di dalam Raudhah, ada satu tempat yang digunakan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam untuk menerima tamu dan para diplomat dari negara lain saat melakukan kunjungan.

Manusia seringkali tak menyadari, di balik kesulitan ada kebaikan yang Allah hadirkan. Termasuk pandemi yang berbuah keteraturan di Raudhah.

Assalamualaika ya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.[ind]

Tags: Takjub dengan Antrean di Raudhahuttiek herlambang
Open New Enrollment JISC JIBBS JIGSC Open New Enrollment JISC JIBBS JIGSC Open New Enrollment JISC JIBBS JIGSC
Previous Post

Kisah Malaikat Bercadar yang Jadi Jalan Hidayah bagi Seorang PSK

Next Post

Jangan Larang Aku Merayakan Ulang Tahun Anakku

Next Post
Jangan Larang Aku Merayakan Ulang Tahun Anakku

Jangan Larang Aku Merayakan Ulang Tahun Anakku

9 Cara Asyik Mendengarkan Curhatan Teman

9 Cara Asyik Mendengarkan Curhatan Teman

Dihadiri Lebih dari 100 Orang, Yayasan Istiqamah IAPAT Undip Selenggarakan Wisuda Tahfiz Al-Qur`an Santri ke-3

Dihadiri Lebih dari 100 Orang, Yayasan Istiqamah IAPAT Undip Selenggarakan Wisuda Tahfiz Al-Qur`an Santri ke-3

FOKUS+

TERPOPULER

  • shakila premium

    Kenalan sama Bahan Shakila Premium yang Lagi Naik Daun Yuk!

    25254 shares
    Share 10102 Tweet 6314
  • 5 Pro dan Kontra Media Sosial

    2321 shares
    Share 928 Tweet 580
  • Cara Beristighfar untuk Orangtua yang Sudah Meninggal

    1167 shares
    Share 467 Tweet 292
  • Filatosofi, Filosofi di Balik Lato-lato

    231 shares
    Share 92 Tweet 58
  • Lirik dan Terjemahan Lagu Rahmatun Lil’Alameen – Maher Zain, Viral di TikTok

    632 shares
    Share 253 Tweet 158
  • 33 Pertanyaan yang Harus Ditanyakan Setiap Gadis Saat Taaruf

    7493 shares
    Share 2997 Tweet 1873
  • 4 Macam Mad Lazim, Berikut Ini Pengertian dan Contohnya

    528 shares
    Share 211 Tweet 132
  • Membaca Alfatihah setelah Shalat Bukan Bid’ah

    358 shares
    Share 143 Tweet 90
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    1243 shares
    Share 497 Tweet 311
  • 12 Adab dalam Majelis Al-Qur’an

    2152 shares
    Share 861 Tweet 538
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • CAREERS

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Sekolah
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga