TAHUN depan, masihkah kita bernyawa?
Bila hendak mengakhir tahun atau memasuki tahun yang baru, baik itu Hijriyah atau Masehi ada perasaan yang tidak karuanan di dalam hati dan batin ini.
Yup, saya pikir, ini tentu saja perasaan yang sama yang dirasakan setiap orang yang masih memiliki kewarasan hati dan logika.
Sebab, betapa tidak, setahun silam yang akan berlalu tentu saja menyisakan kenangan, apakah itu kenangan yang membahagiakan ataupun tidak.
Bagi yang mendapatkan banyak hasanat tentu saja hal ini sangat membuatnya senang dan bahagia.
Namun bagi mereka yang justru mengalami banyak ujian, tentu ini menjadi keprihatinan tersendiri.
Terlepas dari itu semua, dalam menghadapi pergantian tahun, yang terpenting adalah mengingat umur.
Karena bergantinya tahun itu bertambah pula umur. Sudah berapakah umurmu?
Bagi sebagian orang, berganti tahun berarti perayaaan ulang tahun.
Doa yang tak pernah lupa dalam perayaan ini adalah, selamat panjang umurnya selamat sejahtera, sehat, sentosa, serta mulia, happy birthday to you, selamat panjang umur dan bahagia.
Namun yang harus diingat adalah, perayaan ulang tahun itu hakikatnya adalah merayakan berkurangnya umur dan semakin dekatnya dengan lobang kubur.
Manusia itu dikurung oleh ajalnya yang sudah mager.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Ia telah baku di ketetapan takdir saat setiap manusia berusia 4 bulan di kandungan sang ibu.
Dalam shahih Muslim:
عَنْ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: حَدَّثَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ ” إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا، ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ، فَوَالَّذِي لَا إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ، فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ، حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ، فَيَدْخُلُهَا
“Dari Abdillah, berkata, menceritakan kepada kami Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ia adalah yang benar dan dapat dipercaya: ‘Sesungguhnya setiap orang di antara kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama empat puluh hari (berupa sperma), kemudian menjadi segumpal darah dalam waktu empat puluh hari pula, kemudian menjadi segumpal daging dalam waktu empat puluh hari juga. Kemudian diutuslah seorang malaikat meniupkan ruh ke dalamnya dan diperintahkan untuk menuliskan empat hal: rezekinya, ajalnya, amalnya, dan apakah dia menjadi orang yang celaka atau bahagia. Maka demi Dzat yang tiada Tuhan selain Dia. Sungguh jika salah satu dari kalian melakukan amal ahli Surga, hingga tidak ada jarak antaranya dengan Surga kecuali satu hasta. Namun ia telah didahului ketetapan, hingga ia melakukan perbuatan ahli Neraka (dosa), maka ia masuk ke dalam Neraka. Dan sungguh jika salah satu dari kalian, melakukan amal ahli Neraka, hingga tidak ada jarak antaranya dengan Neraka kecuali satu hasta. Akan tetapi ia didahului ketetapan, hingga ia melakukan amal ahli Surga, maka ia akan masuk ke dalam Surga’.” (Muslim bin al-Hajjaj, Shahih Muslim, [Beirut: Dar Ihya At-Turats Al-Arabi, t.t.], jilid IV, No Hadits 2643).
Tahun Depan, Masihkah Kita Bernyawa?
Baca juga: Setiap Jiwa Tidak Akan Mati kecuali dengan Izin Allah
Sejauh mana panjang atau pendeknya umur seseorang itu ditentukan oleh ajal yang telah dipantek oleh Allah.
Ajal bermakna batas hidup yang tidak mungkin dilalui oleh sesiapa manusiapun adanya.
Yang pasti manusia itu adalah pengendara umur menuju ajalnya.
Hidup yang selama ini dijalaninya, hakikatnya perjalanannya menuju akhirat, dan semakin jauh meninggalkan dunia. Ali bin Abi Thalib ra mengatakan:
ارْتحَلَتِ الدنيا مُدبرةً، وارْتحَلَتِ الآخرةُ مُقْبلةً، ولكلِّ واحدة منهما بَنُونَ، فكُونوا مِنْ أبناءِ الآخرةِ، ولا تكونوا مِن أبناءِ الدُّنيا، فإنَّ اليومَ عملٌ ولا حِسابَ، وغداً حسابٌ ولا عَمَلَ.
“Dunia berjalan mundur ke belakang dan akhirat berjalan maju. Masing-masingnya memiliki pengikut. Maka jadilah pengikut akhirat dan jangan menjadi pengikut dunia. Hari ini adalah hari untuk beramal dan tidak ada hisab. Sedangkan hari esok adalah hari hisab dan tidak ada amal.”
So, dalam suasana pergantian tahun seperti sekarang ini, yang menjadi keharusan adalah mengingat mati.
Karena apapun juga itu dan siapapun juga ia adanya, yang berawal pastilah kan berakhir. Ya begitulah pastinya.
Bukankah setahun lalu juga kita mengalami momen yang sama.
Yang beda hanyalah angka tahunnya. Kalo setahun lalu dari 2023 ke 2024, kini dari 2024 ke 2025.
Begitupun, next di akhir bulan Desember 2025 yang berganti tahun menjadi 2026. Itu pastinya akan kita alami jika kita masih hidup.
Ya, di tahun depan apakah kita masih bernyawa?[Sdz]
Sumber: Serambi Ilmu dan Faidah