IBADAH haji kini telah usai. Jutaan jamaah Muslim telah melaksanakan rukun Islam yang agung ini.
Kenangan dan spiritualitas haji sungguh mengharukan. Para jamaah haji tak kuasa menahan air mata saat menyaksikan pertemuan yang luar biasa ini.
Jutaan orang menuju rumah Allah dengan ketundukan dan pengabdian total.
Para jamaah haji berdoa dan memohon dengan rendah hati. Mereka memohon kepada Allah agar menghapus dosa-dosa mereka, agar haji mereka diterima, dan agar Allah memberikan mereka kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Haruskah semua perasaan mengagumkan ini dibatasi pada beberapa hari haji saja?
Muhammad Fathi, mantan Imam serta pengajar di Quran Institute of America, MI, AS, menganggap haji sebagai perjalanan yang dimaksudkan untuk membimbing kita dalam menjalani perjalanan hidup yang lebih besar.
Haji adalah model yang harus ditiru umat Islam dalam menjalani hidup.
Hubungan antara haji dan kehidupan ini sangatlah penting. Bagaimanapun, keduanya adalah perjalanan yang memerlukan persiapan khusus dan harus memiliki tujuan khusus.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Persamaan Haji dan Kehidupan
Ambil contoh, langkah pertama yang dilakukan para jamaah haji dalam persiapan untuk perjalanan haji mereka.
Mereka melunasi utang dan mandi. Pelajaran di sini adalah bahwa hidup kita harus didasarkan pada kesucian dan kebersihan.
Betapa indahnya hidup ini jika setiap orang berusaha untuk berpegang teguh pada prinsip ini.
Andai saja setiap orang berusaha untuk menjauhi segala hal yang dapat menodai keyakinannya atau menodai hubungannya dengan Allah.
Tentu saja, bisa saja umat Islam melakukan dosa atau terjerumus ke dalam bisikan setan.
Namun, begitu hal itu terjadi, mereka segera “membersihkan” dan “mencuci” jiwa mereka.
Seperti halnya para peziarah yang mengenakan pakaian murni dan bersih untuk perjalanan haji mereka, mereka ingin bertemu Allah setelah perjalanan hidup dengan hati yang murni dan bersih.
Tahukah Kamu Bahwa Ibadah Haji Dapat Menjadi Model dalam Menjalani Kehidupan
Labbayk, Allahuma, labbayk.
Ya Allah, inilah aku, untuk melayani-Mu.
Panggilan abadi ini, yang dilantunkan oleh jutaan peziarah Muslim setiap tahun, memberi kita inspirasi lebih lanjut.
Para jamaah haji menanggapi panggilan Allah dengan senang hati. Mereka tidak peduli dengan kesulitan yang mungkin mereka alami.
Sebaliknya, mereka datang kepada-Nya dengan menyatakan dengan kata-kata dan perbuatan bahwa mereka tunduk kepada perintah-perintah-Nya.
Mereka mengungkapkan ketaatan tanpa syarat kepada perintah-Nya, kecintaan mereka kepada apa yang dicintai-Nya, dan penghormatan mereka kepada apa yang dihormati-Nya.
Semangat inilah yang harus dimiliki umat Islam dalam seluruh kehidupannya.
Labbayk, Allahuma, labbayk.
Ini bukan sekadar kalimat ritual yang diucapkan saat haji lalu dilupakan setelahnya. Melainkan, ini adalah motto bagi setiap Muslim, sebuah cara hidup.
Baca juga: Pelaksanaan Pelayanan Disiplin Tinggi pada Haji Tahun 2025
Tiba di Mekkah
Setelah berjam-jam—bahkan berhari-hari dan berbulan-bulan—perjalanan, para peziarah Muslim tiba di Mekah dan menikmati pemandangan tempat-tempat suci.
Sepanjang haji, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dan dari satu ritual ke ritual lainnya, umat Islam mengenang adegan pengorbanan dan keberanian yang luar biasa. Mereka mengenang tokoh-tokoh besar seperti Nabi Ibrahim dan keluarganya, Nabi Muhammad dan para sahabatnya yang mulia.
Adegan-adegan yang mengagumkan ini memberi inspirasi kepada kita untuk menghadapi tantangan hidup dengan hati yang berani.
Mereka memotivasi kita untuk bekerja dan berkorban demi membela agama kita dan demi kemajuan umat kita.
Muslim Adalah Satu Tubuh
Dalam ibadah haji, para jamaah merasakan kasih sayang persaudaraan terhadap sesama Muslim.
Anda bertemu umat Muslim dari seluruh dunia, dari Asia dan Afrika, dari Utara dan Selatan, orang Arab dan non-Arab, kulit putih dan hitam, kaya dan miskin.
Umat Muslim dari keempat penjuru dunia bertemu dalam pertemuan yang mengagumkan ini.
Mereka berusaha sebaik mungkin untuk bersikap baik satu sama lain dan menghindari segala hal yang dapat membahayakan atau mengganggu satu sama lain.
Sungguh menakjubkan untuk menjadi larut dalam rasa persatuan dan solidaritas dengan sesama Muslim, bahwa Anda adalah anggota keluarga besar yang merangkul umat Islam dari mana pun mereka berasal, untuk peduli terhadap saudara-saudari Anda; untuk menghindari melakukan hal-hal yang dapat menyusahkan mereka, dan merasakan penderitaan karena kesakitan mereka dan kesenangan karena kebahagiaan mereka.
Semua ini penting, tidak hanya dalam haji, tetapi juga dalam seluruh kehidupan kita.
Belajar dan Mempraktikkan Kesabaran
Lebih jauh lagi, haji merupakan kesempatan yang baik untuk melatih kesabaran dan merasakan manisnya kesabaran.
Di tengah begitu banyaknya orang, Anda pasti akan menghadapi beberapa kesulitan dan masalah.
Anda kemungkinan besar akan merasa kesal dengan perilaku beberapa jamaah.
Namun, untuk memperoleh pahala haji yang mabrur, Anda harus menahan diri dan bersabar.
Ini adalah pelajaran yang harus kita pelajari dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kita harus menerapkannya di rumah dan tempat kerja. Kita perlu menunjukkan kesabaran terhadap pasangan, rekan kerja, dan teman-teman kita.
Hal ini penting agar kehidupan kita berjalan lancar, dan yang terpenting, agar Allah mencintai kita.
Kesimpulannya, pelajaran yang dipetik dari haji tidak terhitung banyaknya.
Bekal spiritual yang dipetik darinya untuk perjalanan hidup benar-benar tak terlukiskan.
Dengan menghubungkan kedua perjalanan tersebut (yakni haji dan kehidupan) dan merenungkan hikmah di balik haji, para jamaah dapat memaksimalkan manfaat yang mereka peroleh dan dapat menjalani haji sejati seumur hidup.[Sdz]