ChanelMuslim.com – Sungguh ujian rumah tangga itu bermacam-macam, termasuk istri yang diuji dengan suami yang suka main game dan suka pacaran. Bahkan ada juga suami yang malah abai terhadap istri dan anak-anaknya bahkan tidak menafkahinya.
Ada lagi sampai berani berhutang demi memuaskan kesenangan sendiri. Tetapi istri tetap bertahan menjalani hari-hari dengan ujian seperti itu hingga bertahun-tahun.
Tentu saja banyak alasan mereka bertahan dengan kondisi dimana suami suka pacaran tersebut? Memilih bertahan atau cerai adalah proses panjang bagi mereka. Tetapi sebagai seorang muslim yang senantiasa mengacu pada ajaran syariat maka sebaiknya tidak gegabah mengambil keputusan sebelum mempertimbangkan sisi syariatnya.
Suami Suka Pacaran
Ustaz Aunur Rofiq bin Ghufron Hafidzahullah dalam Rubrik Konsultasi Keluarga di Majalah Al Mawaddah Edisi ke-1 Agustus 2009 hal 6 menjawab permasalahan tersebut. Berikut penjelasannya:
Suami yang suka pacaran sungguh sangat berbahaya. Apalagi sampai berhutang dan lebih menghabiskan waktu bermain game. Waktu yang seharusnya habis untuk mencari nafkah malah habis dengan pacaran dan main game. Bisa jadi ketika dia bermain game dia judi juga. Ia harus berhenti dari perbuatan jahat itu, apalagi telah mempunyai anak dan istri.
Baca Juga: 13 Cara Suami Istri Meraih Keberuntungan di Dunia dan Akhirat
Sebaiknya istri jangan kabur dari rumah karena tindakan tersebut tidak akan membuatnya jera.
Adapun jika istri meminta cerai itu boleh-boleh saja, dengan pertimbangan suami sudah begitu parahnya dan tidak susah dinasehati.
Namun yang jadi permasalahan adalah apakah sebagai istri sanggup hidup sendiri, apalagi jika memiliki anak. Sanggupkah istri menanggung beban tersebut..
Jika selama ini istri mencari nafkah dengan tidak melanggar aturan syariat maka tidak mengapa istri minta cerai.
Atau bisa juga mengadu ke Pengadilan Agama agar perkaranya segera terselesaikan.
Tentu saja semua itu kembali kepada istri apakah tegar dengan ujian tersebut atau tidak.
Semoga Allah kuatkan hati-hati setiap istri yang sedang mendapatkan ujian yang sama. Semoga suami yang dalam kondisi tersebut segera diberikan petunjuk dari kekhilafahannya.
Tak ada seorang-pun di dunia ini yang luput dari salah dan dosa. Tetap optimislah bahwa ujian itu diberikan sesuai kadar kesanggupan setiap hamba Allah.
Jika diberi kenikmatan dia bersyukur dan jika.diberi ujian dia bersabar.
[jwt].