SATU dari tiga orang penduduk Gaza tidak makan sama sekali dalam 24 jam. Satu-satunya negara yang memiliki akses secara langsung ke Gaza, yaitu Mesir, tidak berdaya.
Penulis buku Journey to the Light Uttiek M. Panji Astuti menulis artikel berjudul “Uluran Tangan untuk Mereka yang Kelaparan”, Selasa (27/02/2024).
“Aku kirimkan unta yang sarat dengan muatan. Ketika unta pertama tiba di Madinah, maka unta terakhir masih bersamaku di Mesir,” tulis Amru ibn Ash, Gubernur Mesir kala itu membalas surat dari Amirul Mukminin Umar ibn Khattab.
Peristiwa itu terjadi pada tahun 636 M atau yang dikenal sebagai Tahun Abu. Jazirah Arab dilanda kekeringan hebat yang menyebabkan gagal panen dan kelaparan parah.
Penduduk dari berbagai negeri berbondong-bondong ke Madinah untuk meminta bantuan pangan.
Sang Khalifah kelimpungan karena sejatinya persediaan pangan untuk penduduk Madinah pun tak tercukupkan.
Lalu ditulislah sepucuk surat pada Gubernur Mesir. Mengapa Mesir? Karena Mesir adalah negeri yang kaya, gemah ripah loh jinawi.
Pertanian subur, hasil panen berlimpah, karena air di sungai Nil mampu mencukupi kebutuhan irigasi sepanjang tahun.
Benar saja, begitu bantuan yang dikirimkan dari Mesir tiba di Madinah, masing-masing rumah tangga mendapatkan seekor unta yang sarat dengan muatan bahan pangan.
baca juga: Tentara AS Bakar Dirinya di depan Kedubes Israel di Washington, Bentuk Aksi Protes Genosida Gaza
Satu dari Tiga Orang Penduduk Gaza Tidak Makan Sama Sekali dalam 24 jam
Tak cukup sampai di situ, Khalifah lalu memerintahkan Amru ibn Ash untuk membuat sodetan dan menggali lagi kanal-kanal yang dulu pernah dibangun Romawi.
Tujuannya supaya distribusi pangan ke Hijaz menjadi lebih cepat dan mudah karena dikirimkan melalui jalur air menggunakan kapal.
Mesir pernah menjadi penyelamat penduduk Hijaz dan jazirah Arab pada masa itu. Kisah itu abadi hingga kini.
Namun, apa yang terjadi hari ini, ketika jutaan saudara-saudara di Palestina dalam kesengsaraan nyata akibat kelaparan yang disengaja oleh zionis.
Mesir tak berdaya, sebagaimana yang dilakukan moyangnya. Padahal ia satu-satunya negara yang mempunyai akses langsung ke Gaza.
Ramadan tinggal menghitung hari, namun saudara-saudara kita di Palestina sudah memulai puasanya hampir 150 hari. Satu dari tiga orang penduduk Gaza tidak makan sama sekali dalam 24 jam.
Jordania mencoba mengirimkan bantuan lewat jalur udara. Dengan menggunakan pesawat angkut, bantuan itu dijatuhkan dari pesawat.
Penduduk Gaza menunggu di tepi pantai, beberapa mencoba mengambil bantuan yang jatuh ke laut dengan menggunakan sampan.
Demi segenggam tepung untuk membuat adonan roti, mereka harus mempertaruhkan nyawa.
Ramadan sudah di depan mata, ulurkan bantuan untuk saudara-saudara kita di Palestina.[ind]
View this post on Instagram