ChanelMuslim.com – Sahabat Muslim, rezeki tidak hanya identik dengan harta. Suatu hal lain yang kita nikmati, seperti kesehatan, waktu luang, dan semacamnya itu bisa juga kita sebut sebagai rezeki.
Baca Juga: Rezeki itu Pasti Ada
Rezeki Tidak Identik dengan Harta
Dikutip dari channel telegram yang diasuh oleh Ustaz Fikri Abul Hasan @manhajulhaq, Allah mengingatkan kita di dalam firman-Nya:
وما من دابة في الأرض إلا على الله رزقها
“Dan tidaklah ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberinya rezeki.” (Hud: 6)
Salah seorang pakar bahasa Arab Ibnu Mandzhur menjelaskan, “Kata ar-rizq (rezeki) maknanya secara umum telah diketahui oleh banyak orang.
Namun rezeki ada dua macam, pertama yang jelas terlihat bagi jasad seperti bahan makanan pokok dan kedua yang tersirat bagi hati dan jiwa seperti ilmu-ilmu dan pengetahuan.”
(Lisanul Arob 10/115)
Jadi, kata rezeki sebetulnya tidak identik dengan harta atau diukur dengan aset yang dimiliki seseorang. Semua kemaslahatan yang dirasakan dan dinikmati pada hakikatnya adalah rezeki yang Allah berikan kepada hamba-Nya.
Mengenal tauhid dan sunnah adalah rezeki, badan yang sehat adalah rezeki, jiwa yang lapang adalah rezeki, waktu luang adalah rezeki. Rumah yang nyaman adalah rezeki, keluarga yang baik adalah rezeki, anak-anak yang sholih dan sholihah adalah rezeki.
Dan masih banyak lagi kebaikan lainnya yang patut kita syukuri. Syaikh Abdurrozzaq Al-Badr menjelaskan lebih spesifik, bahwa rezeki Allah kepada hamba-Nya ada dua macam.
1. Rizqun ‘aam yaitu rezeki yang umum meliputi orang yang mukmin maupun kafir yaitu rezeki bagi jasad.
2. Rizqun khoosh yaitu rezeki yang khusus bagi hati dan jiwa berupa ilmu, iman, harta yang halal yang membantu seseorang untuk kebaikan agamanya.
Ini khusus bagi kaum mukminin sesuai kadar keimanan mereka. (Fiqhul Asma’ hlm. 105-106)
Alhasil, setiap orang baik yang mukmin maupun yang kafir semuanya telah dijamin Allah rezekinya dan kebutuhannya masing-masing karena Dia adalah Ar-Rozzaaq (Maha Pemberi Rezeki).
Kelebihan harta, kelebihan keturunan, kelebihan jabatan, bukanlah tolak ukur kecintaan Allah kepada seseorang.
Karena kecintaan dan keridhoan Allah hanya dapat diraih dengan iman. Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia cintai dan Dia benci, tetapi Allah hanya memberi iman kepada orang yang Dia cintai.
Sahabat Muslim, semoga kita bisa mensyukuri apa saja bentuk rezeki yang saat ini kita rasakan. Aamiinn. [Cms]