PERAYAAN Idul Adha di dunia. “Allahu akbar wa lillahil hamd”. Hari ini, masyarakat dunia merayakan Idul Adha. Bagaimana negara Arab, Mesir, Pakistan, dan Turki merayakannya?
Bila di Indonesia perayaan Idul Fitri disambut dengan meriah, di negara-negara Muslim di Timur Tengah kemeriahan justru lebih terasa pada momen Idul Adha.
Di Saudi, Pakistan dan Bangladesh, hari libur nasional untuk Idul Adha berlangsung selama 4 hari penuh. Dari tanggal 10-13 Dzulhijjah.
Seperti dikutip dari situs Visit Saudi, penduduk Makkah pada hari-hari menjelang puncak musim haji seperti ini tak ubahnya sedang menggelar pesta besar.
Mereka mempunyai tradisi menyambut para tamu Allah dengan apa saja yang dimiliki. Tradisi ini sudah sangat tua, bahkan sebelum Islam datang.
Mereka akan membagikan makanan, minuman, pada siapa saja yang membutuhkan.
Seperti Ahmed dan saudara laki-lakinya, setiap hari mereka membeli berkardus-kardus minuman kemasan, lalu mendinginkannya di kulkas.
Seusai shalat Dzuhur dan Ashar mereka akan membagikannya di pelataran Masjidil Haram untuk siapa saja yang mau.
Lain lagi dengan tradisi di Mesir. Usai shalat Idul Adha mereka akan pergi ke taman-taman dengan keluarga untuk makan bersama.
Bagi yang tak tahan dengan bau anyir darah, sebaiknya usai makan-makan segera pulang ke rumah.
Apa pasal? Masyarakat Mesir, khususnya di Kairo, terbiasa menyembelih hewan qurbannya di pinggir jalan begitu saja.
Istilah “banjir darah” sepertinya pas sekali untuk menggambarkan apa yang terjadi selama 4 hari ke depan.
Baca juga: 5 Makanan Pendamping saat Idul Adha Cegah Darah Tinggi dan Kolesterol
Perayaan Idul Adha di Negara-negara Muslim Dunia
Di Pakistan sebelum disembelih, hewan-hewan qurban ini akan dimandikan dan “didandani” lebih dulu. Konon mereka percaya bahwa itu adalah bentuk penghormatan pada Nabi Ibrahim.
Perempuan-perempuan akan menghiasi tangannya dengan hena, dan laki-lakinya memakai pakaian terbaik untuk melaksanakan shalat Ied di lapangan.
Di Turki, masyarakatnya bertradisi menyembelih sendiri hewan qurbannya. Seperti halnya yang dilakukan para sultan terdahulu.
Biasanya seusai shalat Ied, sultan akan memilih sendiri hewan qurbannya. Lalu, ia akan menunjuk putra mahkota untuk memulai menyembelih hewan qurban dan membagikan dagingnya pada masyarakat.
View this post on Instagram
Perintah qurban diterima Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pada tahun ke-2 Hijriyah, di tahun yang sama dengan turunnya perintah puasa Ramadan.
Perintah itu terasa relevan sekali karena umat Muslim baru memenangkan Perang Badar dan di bulan Syawal ada konflik dengan Yahudi Madinah.
Seperti yang ditulis Imam Ath-Thabari dalam “Tarikh al-Umam wa ar-Rusul wa al-Muluk” momentum Idul Adha dijadikan sebagai ekspresi suka cita dan ungkapan syukur, meski masih dalam kondisi sulit, namun hal ini menunjukkan kekuatan Islam melalui ibadah sosial.
Ibnu Majah meriwayatkan, setelah shalat Idul Adha, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menyembelih hewan qurban pertamanya, yakni dua ekor domba jantan berwarna putih hitam dan bertanduk.
Selamat merayakan Idul Adha bersama keluarga.
”Laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syarikalah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadir.”[ind]