MENGAPA Nabi Adam ‘Alaihi Salam tergoda oleh bujuk rayu iblis? Karena Nabi Adam ‘Alaihi Salam kurang memiliki kemauan yang kuat (azam).
وَلَقَدْ عَهِدْنَآ اِلٰٓى اٰدَمَ مِنْ قَبْلُ فَنَسِيَ وَلَمْ نَجِدْ لَهٗ عَزْمًا
“Dan sungguh telah Kami pesankan kepada Adam dahulu, tetapi dia lupa, dan Kami tidak dapati kemauan yang kuat (azam) padanya” (Qs. 20 ayat 115).
Godaan apa pun yang menimpa kita, apakah itu korupsi, riba, zina, selingkuh, narkoba, dan kemaksiatan yang lain tak akan mampu menggoyahkan kita asalkan kita memiliki azam (tekad yang kuat).
Maka jangan mudah menyalahkan orang lain atau lingkungan jika kita terjerumus dalam dosa.
Iblis dan setan dari golongan jin dan manusia akan berusaha melemahkan azam kita dengan iming-iming kenikmatan di masa kini dan masa depan.
Padahal semua itu hoax (tipuan) yang berujung pada kesengsaraan.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Persis seperti iming-iming iblis yang menipu Adam ‘Alaihi Salam tentang keabadian tinggal di surga jika memakan buah khuldi yang malah membuat Nabi Adam as dan istrinya Hawa terusir dari surga.
Jadi senjata pamungkas agar kita tak tergoda dengan berbagai godaan hawa nafsu adalah azam.
Salah satu cara untuk memiliki azam adalah meyakini bahwa dunia ini adalah penjara bagi orang-orang yang beriman.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ »
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dunia adalah penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir” (HR. Muslim no. 2392).
Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shahih Muslim menerangkan,
“Orang mukmin terpenjara di dunia karena mesti menahan diri dari berbagai syahwat yang diharamkan dan dimakruhkan.
Pentingnya Sebuah Azam
Baca juga: Tanpa Sadar, Kita Membatalkan Doa Kita Sendiri dengan Melakukan Ini
Orang mukmin juga diperintahkan untuk melakukan ketaatan.
Ketika ia mati, barulah ia bisa rehat dari hal itu. Kemudian ia akan memperoleh apa yang telah Allah janjikan berupa kenikmatan surga yang kekal, mendapati peristirahatan yang jauh dari sifat kurang.
Adapun orang kafir, dunia yang ia peroleh sedikit atau banyak, maka ketika ia meninggal dunia, ia akan mendapatkan azab (siksa) yang kekal abadi.”
Al-Munawi rahimahullah dalam Mirqah Al-Mafatih menjelaskan,
“Dikatakan dalam penjara karena orang mukmin terhalang untuk melakukan syahwat yang diharamkan. Sedangkan keadaan orang kafir adalah sebaliknya sehingga seakan-akan ia berada di surga.”
Jadi bersabarlah dari godaan maksiat dengan kemauan yang kuat untuk menahan diri (azam).
Kalau perlu paksa diri untuk bersabar dengan kesabaran yang berlipat ganda dari berbagai godaan dunia agar memperoleh kemenangan (surga).
Toh bersabarnya kita hanya hitungan puluhan tahun tinggal di dunia, yang imbalannya kebahagiaan abadi di surga kelak.
“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung” (QS. Ali Imran: 200).[Sdz]
Sumber: Serambi Ilmu dan Faidah