MENGAPA kita harus terus berjuang di jalan dakwah?
“Sesungguhnya Allah akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Al-Hajj: 40).
Dakwah bukan sekadar aktivitas rutin atau tugas mingguan yang harus kita tuntaskan.
Ia adalah panggilan jiwa, amanah suci, dan warisan para nabi.
Jalan ini terjal, penuh kerikil tajam, bahkan seringkali terasa sepi dan sunyi.
Namun, di balik semua itu, jalan dakwah adalah jalan yang paling mulia, paling berharga, dan paling penuh dengan keberkahan.
1. Dakwah: Bukan Tentang Hasil, Tapi Tentang Kesungguhan
Sering kali kita bertanya: “Mengapa hasilnya tidak sesuai harapan? Mengapa orang-orang tidak merespon dengan baik?” Tapi ingatlah, dakwah bukan tentang hasil, melainkan tentang proses, tentang kesungguhan kita menanam benih kebaikan.
Nabi Nuh ‘alaihissalam berdakwah selama 950 tahun dengan pengikut yang bisa dihitung dengan jari.
Tapi apakah beliau berhenti? Tidak. Karena keberhasilan dalam dakwah diukur dari kesetiaan kita pada misi, bukan dari banyaknya pengikut atau besarnya tepuk tangan.
“Dan tidak ada yang disuruh kepada kami kecuali untuk menyampaikan dengan jelas.” (QS. Yasin: 17).
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
2. Jalan Panjang yang Memerlukan Kekuatan Hati
Dakwah membutuhkan keteguhan hati dan kekuatan jiwa.
Setiap kita yang melangkah di jalan ini harus menyadari bahwa rintangan adalah bagian dari paket perjuangan.
Ketika semangat mulai redup, ingatlah:
•Dakwah ini bukan tentang kita. Ini tentang menyampaikan risalah Allah ke seluruh penjuru bumi.
•Dakwah ini bukan sekadar tugas. Ini adalah kehormatan yang Allah titipkan pada kita.
•Dakwah ini bukan tentang kemenangan pribadi. Ini tentang menjadi bagian dari barisan yang Allah ridhai.
“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim).
Mengapa Kita Harus Terus Berjuang di Jalan Dakwah
3. Jangan Biarkan Rantai Ini Terputus di Tangan Kita
Almarhum KH. Rahmat Abdullah pernah berpesan:
“Ya Allah, jangan jadikan kami pengkhianat dengan memutus rantai dakwah (rekrutmen), karena dakwah ini akan mati ketika rekrutmen tidak berjalan.”
Setiap kita adalah mata rantai dalam perjuangan ini. Jika kita berhenti, rantai itu bisa terputus.
Jika kita diam, api perjuangan akan padam. Maka, pastikan kita menjadi mata rantai yang kuat, bukan yang rapuh dan mudah patah.
Rekrutmen dan regenerasi kader adalah nyawa dakwah. Jangan hanya berdiri sendiri.
Ajaklah orang lain bergabung. Dakwah tidak akan berhasil jika hanya dilakukan oleh segelintir orang.
Baca juga: Meninggalkan Anak-Anak di Jalan Dakwah
4. Berjuang dengan Kapasitas Terbaik Kita
Setiap kita memiliki peran masing-masing:
•Pengusaha: Bangun ekonomi umat dan dukung dakwah dengan finansial yang kokoh.
•Politisi: Perjuangkan nilai-nilai Islam dalam kebijakan publik.
•Pendidik: Cetak generasi muslim yang berilmu dan berakhlak mulia.
•Relawan Sosial: Jadilah tangan yang memberi, membantu, dan melayani umat.
Apapun posisi kita, berikan yang terbaik. Tidak ada peran yang kecil dalam dakwah, selama dilakukan dengan keikhlasan dan kesungguhan.
“Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari & Muslim).
5. Tetaplah Bergerak, Walau Perlahan
Ada saatnya kita merasa lelah, kecewa, atau merasa usaha kita sia-sia.
Tapi ingat, dakwah bukan sprint, melainkan maraton yang panjang.
Jika lelah, istirahatlah sejenak, tetapi jangan berhenti.
Jika semangat meredup, carilah teman seperjuangan yang dapat menyemangati.
•Jaga hati tetap ikhlas.
•Perbarui niat setiap hari.
•Ingat bahwa Allah melihat setiap langkah kecil kita.
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan jangan pula bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran: 139).
6. Dakwah Adalah Jalan yang Pasti Berujung pada Kemenangan
Sejarah telah membuktikan bahwa perjuangan yang tulus dan konsisten selalu berbuah manis.
Bahkan jika kita tidak sempat melihat hasilnya di dunia ini, yakinlah bahwa Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan setiap tetes keringat dan doa yang kita panjatkan.
“Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad: 7).
7. Doa: Kekuatan Terbesar dalam Dakwah
Jangan pernah remehkan kekuatan doa. Di tengah kesibukan kita berdakwah, jangan lupa untuk terus memohon pertolongan dan kekuatan dari Allah.
“Ya Allah, kuatkan langkah kami di jalan-Mu. Jangan biarkan kami menjadi mata rantai yang memutus dakwah ini. Jadikan kami bagian dari barisan yang Engkau ridai, hingga kami bertemu dengan-Mu dalam keadaan tersenyum penuh kemenangan.”
Teruslah Bergerak, Teruslah Berjuang
Saudaraku, mari kita lanjutkan perjalanan ini dengan penuh keyakinan.
Tidak peduli seberapa kecil kontribusi kita, setiap langkah di jalan dakwah adalah investasi abadi di sisi Allah.
Kita bukan pejuang pertama di jalan ini, dan kita juga bukan yang terakhir.
Tetaplah berjalan, tetaplah merekrut, tetaplah bergerak!
Karena dakwah bukan hanya tentang siapa yang memulai, tetapi siapa yang akan menyelesaikan perjuangan ini.
“Kita bukan siapa-siapa, tapi kita dipilih Allah untuk berada di jalan ini. Maka jangan sia-siakan kehormatan ini!”[Sdz]
Sumber: Serambi Ilmu dan Faidah