ChanelMuslim.com – Sahabat Muslim, berikut ini penjelasan terkait apakah keluarga jenazah harus menjamu tamu yang datang takziah. Selain itu, apakah semestinya justru yang datang takziahlah yang membawakan jamuan untuk disuguhkan.
Baca Juga: Bolehkah Beras Takziah Disumbangkan ke Panti Asuhan
Penjelasan Menjamu Tamu yang Datang Takziah
Dilansir channel telegram Majmu’ah Al-Imam Al-Fudhail bin ‘Iyadh, Asy-Syaikh Abdul Aziz ibnu Baz rahimahullah menerangkan,
لا حرج في هذا إذا تصدقوا عليهم وجاؤوا لهم بشيء من الغنم أو شيء من اللحم لا حرج في ذلك إذا صنعه أهل الميت لهم لأنهم ضيوف وأكرموهم بما جاؤوا به من اللحم أو من الذبائح لا حرج عليهم في ذلك، وإن أعطوهم مالا أو غنما أو غير ذلك، وذهبوا ولم يجلسوا مساعدة لأهل الميت فلا بأس بذلك، وقد ثبت عن رسول الله عليه الصلاة والسلام أنه لما جاء نعي جعفر بن أبي طالب رضي الله عنه وهو ابن عمه لما قتل في مؤتة في الشام قال النبي صلى الله عليه وسلم لأهله: «ابعثوا لآل جعفر طعاما؛ فقد أتاهم ما يشغلهم » فأمر أهله أن يبعثوا إليهم طعاما مصنوعا؛ لأنه أتاهم ما يشغلهم، فالأفضل لهؤلاء أن يبعثوا طعاما مصنوعا دون ذبائح يكلفون بها أهل الميت، لكن ما داموا جاؤوا بها وأعطوها أهل الميت، فأهل الميت عليهم أن يضيفوا ضيوفهم، ويحسنوا إليهم، ويكونوا كرماء لا لؤماء. فإذا صنعوا منها طعاما لهم، وأطعموهم غداء أو عشاء فلا حرج في ذلك
“Tidak mengapa hal ini apabila para tamu bersedekah kepada keluarga jenazah yang tertimpa musibah dan datang kepada mereka dengan membawa sesuatu seperti kambing atau daging.
Tidak mengapa jika keluarga jenazah tersebut membuatkan untuk mereka karena mereka adalah tamu, mereka memuliakan tamu-tamu ini dengan sesuatu yang dibawanya berupa daging-daging, tidak mengapa.
Jika mereka memberi uang, kambing dan selain itu, lalu mereka pergi dan tidak membantu keluarga jenazah tersebut, tidak mengapa.
Sungguh telah disebutkan di dalam riwayat yang shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tatkala datang berita meninggalnya Jakfar bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, beliau adalah anak pamannya Rasulullah ketika terbunuh dalam perang mu’tah di Syam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada keluarganya,
‘Kirimkanlah makanan untuk keluarga Jakfar, sungguh mereka telah sibuk.’
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan keluarganya untuk mengirimkan makanan yang sudah dibuat karena keluarga Jakfar sedang sibuk.
Hal yang afdal adalah mereka mengirimkan makanan yang sudah dibuat bukan yang bentuknya hewan yang disembelih sehingga memberatkan yang terkena musibah.
Namun, selama mereka datang membawa hewan yang akan disembelih tersebut dan memberikannya kepada yang tertimpa musibah, maka semestinya bagi mereka untuk menjamu tamu dan berbuat baik kepada tamu-tamu.
Selain itu, bersikap dermawan dan tidak kikir, jika mereka membuat makanan dan para tamu itu makan siang atau malam, tidak mengapa.”
Sahabat Muslim, itulah sedikit penjelasan terkait jamuan takziah. [Cms]
(Penjelasan berlanjut pada bagian kedua)