ChanelMuslim.com – Idul Adha ini bukan sekedar hari raya saja bagi umat Islam, tetapi juga terdapat pelajaran berharga, termasuk pendidikan karakter bagi anak anak.
Belum lama ini kita, umat Islam, merayakan syiar hari besar, yaitu Idul Adha. Dalam hari raya ini kaum muslimin di-sunnah-kan menyembelih hewan kurban yang dagingnya dibagikan kepada fakir miskin.
Baca Juga: Cara Meningkatkan Kualitas Pendidikan Indonesia
Pelajaran Pendidikan Karakter dari Idul Adha
Pendidikan adalah sesuatu hal yang sangat penting, karena dengan pendidikan bisa menjadikan seseorang menjadi terpandang ataupun dapat menjadikan suatu negara menjadi maju, tergantung pada tingkat pendidikannya.
Namun, selain itu ada sesuatu yang tak kalah penting dengan pendidikan tentang ilmu pengetahuan, yaitu karakter. Karakter atau bisa juga kita sebut dengan akhlak perilaku yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.
Karakter pun sangat diutamakan karena orang-orang tidak hanya melihat seberapa tinggi pendidikan ataupun gelar, tetapi juga karakter. Bahkan tak jarang orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi tetapi tidak mempunyai karakter lebih sulit mendapatkan pekerjaan.
Ada sebagian orang yang ter-mindset bahwa yang namanya belajar itu hanya ketika belajar di sekolah dengan buku saja. Padahal sebenarnya yang namanya proses belajar tidak hanya dari sisi kognitif semata, tetapi juga dari sisi afektif dan psikomotorik.
Di dalam buku tentang Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences), Daniel Goleman menjelaskan kepada kita bahwa kecerdasan emosional dan sosial dalam kehidupan diperlukan 80%, sementara kecerdasan intelektual hanyalah 20% saja. Dari penjelasan dalam buku tersebut bisa terlihat bahwa pendidikan karakter sangat diperlukan untuk membangun kehidupan yang lebih baik.
Apa saja pendidikan karakter yang terdapat pada penyembelihan hewan qurban ini? Berikut beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari berkurban di Idul Adha:
Berjiwa sosial
Dengan syariat kurban anak dilatih untuk memiliki jiwa sosial dengan berbagi daging kurban kepada orang-orang yang bisa dikatakan sangat jarang makan daging atau bahkan belum pernah makan daging. Setiap muslim harus memiliki rasa kepedulian dan persaudaraan antara sesama muslim. Agar anak dapat lebih merasakan pendidikan karakter ini mungkin kita sebagai orangtua atau pengajar bisa juga mengajak anak berinfaq untuk membeli hewan kurban.
Kerjasama Tim
Ketika anak ikut menonton proses penyembelihan sampai dengan pendistribusian maka dia akan ikut belajar bagaimana cara bekerjasama dalam tim seperti yang dicontohkan dalam proses pemotongan, pengulitan, penyacahan, dan lainnya, dimana setiap orang berkerja. Masing-masing memegang pekerjaannya dan apabila ada yang kesulitan yang lain ikut membantu meski sebetulnya ia juga sedang mengerjakan pekerjaannya.
Berani
Ternyata Idul Adha juga bisa membangun karakter berani lho. Dengan anak melihat langsung proses penyembelihan tentu akan menjadikan anak berani. Bukan berarti berani untuk berbuat kekerasan tetapi lebih kepada kebaikan.
Rajin
Ketika rasa tertarik anak sudah tumbuh kadang anak langsung ingin ikut berkurban. Tentu untuk bisa mewujudkannya di tahun berikutnya bisa saja kita sebagai orangtua atau pendidik mengompori agar si anak lebih rajin dalam belajar. Karena untuk membeli hewan kurban dibutuhkan uang yang tidak sedikit, untuk mendapatkan uang caranya hanya satu bekerja dengan rajin.
Hemat
Sebetulnya poin ke empat dan ke lima ini dapat dikaitkan. Ketika si anak berkeinginan untuk berkurban di tahun berikutnya, kita bisa mengajak anak untuk berhemat dan menyisihkan uangnya untuk menabung agar di tahun depan dia dapat membeli hewan kurban.
Mudah-mudahan dari setiap syariat yang Allah anjurkan kepada hamba-Nya dapat kita ketahui, bahwa segala sesuatu yang Allah perintahkan itu baik dan memiliki banyak sekali manfaat bagi kita, baik di dunia maupun di akhirat.
Dengan begitu kita bisa mengajarkan kepada anak-anak kita kebaikan sekaligus membangun karakter yang baik melalui syariat dari Allah Swt.
Wallahu a’alam bishshawab. (Muhammad Fawzan Alfaqih)