MERASAKAN kedekatan Allah dalam sujud. Itulah mengapa kita diharuskan untuk selalu shalat agar bisa dekat dengan Allah. Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
أَقْرَبُ مَا يَكُوْنُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
“Paling dekatnya seorang hamba kepada Allah adalah pada waktu dia sujud, maka perbanyaklah doa (pada saat itu).“(H.R Muslim dari Abu Hurairah)
Baca Juga: Tentang Doa dalam Sujud Terakhir
Merasakan Kedekatan Allah dalam Sujud
Beberapa lafadz bacaan dalam sujud yang disyariatkan oleh Nabi adalah :
1. Bacaan yang disebutkan dalam hadits Hudzaifah yang diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, dan AnNasaa’i :
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلأَعْلَى
“Maha Suci Tuhanku yang Maha (Paling) Tinggi.“
Sebagaimana dijelaskan pada bacaan rukuk sebelumnya, tidak ada batasan jumlah bilangan mengucapkannya, namun disesuaikan dengan panjang/lamanya sujud.
Penjelasan :
Dalam bacaan ini, kita nyatakan bahwa Allah adalah Yang Paling Tinggi di atas segala-galanya.
Dialah Yang Tertinggi dalam Dzat maupun SifatNya. Tidak ada yang lebih tinggi dari Allah dalam dzat maupun SifatNya.
Sifat Allah berada pada puncak kesempurnaan yang tidak ada kekurangan, cela, maupun aib sedikit pun.
Dalam Al-Qur’an disebutkan :
…وَلِلَّهِ الْمَثَلُ الْأَعْلَى وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
… Dan bagi Allahlah permisalan (sifat) yang tertinggi, dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.“ (Q.S AnNahl :60).
Secara fitrah, manusia meyakini bahwa Allah berada di puncak ketinggian.
Seseorang yang berdoa akan menengadahkan tangannya menghadap langit.
Memang demikianlah dalil-dalil dalam Al-Qur’an maupun al-Hadits yang shohih menjelaskannya.
Dalam sebuah hadits disebutkan :
عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ اْلحَكَمِ أَنَّهُ لَمَّا جَاءَ بِتِلْكَ اْلجَارِيَةِ السَّوْدَاءَ قاَلَ لَهَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيْنَ اللهُ قَالَتْ فِي السَّمَاءِ قَالَ مَنْ أَنَا قَالَتْ أَنْتَ رَسُوْلُ اللهِ قَالَ أَعْتِقْهَا فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ
“Dari Mu’awiyah bin al-Hakam bahwasanya dia mendatangi Rasulullah dengan membawa seorang budak wanita hitam. Kemudian Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bertanya pada budak wanita tersebut:’
Di mana Allah?’ Budak itu menjawab,’Di atas langit’ .
Rasul bertanya lagi, ‘Siapakah aku?’ Budak itu menjawab,’Engkau adalah utusan Allah’.
Maka Rasul berkata:’Merdekakanlah ia karena ia adalah mukminah (wanita beriman)’(H.R Ahmad, Muslim, Abu Dawud, AnNasaai, Malik, dan AsySyafi’i).
Para Ulama menjelaskan bahwa Allah berada di atas langit dan Dialah Yang tertinggi di atas segala-galanya sesuai dengan dalil-dalil di atas termasuk hadits bacaan sujud ini.
Namun, Allah sangat dekat dengan hambaNya dalam arti Dia Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha Mengetahui seluruh gerak-gerik hambaNya, bahkan yang sekedar terbesit dalam benak dan terlintas dalam pikirannya.
Ia senantiasa bersama kita karena kita senantiasa dalam pengawasanNya, dan di bawah KekuasaanNya.
Untuk orang-orang yang beriman dan bertaqwa kebersamaan dan kedekatan Allah ini memiliki arti tambahan dan lebih khusus yaitu Allah juga senantiasa menolong, membimbing, dan memberikan taufiq kepada mereka.
Penjelasan para Ulama ini berlandaskan dalil-dalil di antaranya :
وَلَقَدْ خَلَقْنَا اْلإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ اْلوَرِيْدِ
“Dan sungguh Kami telah menciptakan manusia dan Kami Maha Mengetahui segala yang terbesit dalam jiwanya, dan Kami lebih dekat kepadanya dibandingkan urat lehernya.” (Q.S Qoof: 16)
Demikianlah, Allah berada pada puncak ketinggian yang tidak ada yang lebih tinggi dari Dia, namun Dia sangat dekat dengan hambaNya.
Kita rasakan kedekatan Allah dalam sujud ini dengan ungkapan keyakinan melalui lisan dan hati kita bahwa Allah adalah Yang Tertinggi dalam Dzat dan SifatNya. [Cms]
Dikutip dari Buku “Memahami Makna Bacaan Sholat”
(Sebuah Upaya Menikmati Indahnya Dialog Suci dengan Ilahi).
Al Ustaz Abu Utsman Kharisman Hafidzahullah.
http://telegram.me/alistiqomah