Sebelum kita membahas bagaimana menjadi wanita yang mengenal jiwanya kita perlu sadar bahwa Allah menciptakan segala sesuatu memiliki manfaat masing-masing. Tidak ada di muka bumi ini yang diciptakan sia-sia. Setiap ciptaan Allah hadirkan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Demikian wanita, diciptakan sedemikian rupa dengan fungsi dan tugasnya. Hal ini berkaitan erat dengan bentuk fisik, kondisi psikis hingga mental mereka.
Perbedaan yang Allah ciptakan di antara manusia bukan bertujuan untuk saling mengungguli namun untuk saling kerjasama antara satu sama lain.
Hal utama dalam memahami fungsi dan tugas sebagai seorang wanita adalah mengenal jiwanya. Jiwa adalah inti dari seorang manusia. Jiwa ibarat air bagi sumber kehidupan.
Baca Juga: Sebegitu Mudahnya Wanita Masuk Surga
Menjadi Wanita yang Mengenal Jiwanya
Keberadaan jiwa tidak bisa diabaikan, ia telah ada sebelum fisik dari seorang wanita itu lahir. Saat seorang wanita telah mengenal jiwanya maka saat itu pula ia akan ridho atas fungsi dan tugasnya sebagai wanita.
Jiwa seorang wanita telah mengakui bahwa ia indah dengan keimanan. Bahkan kesaksiannya ini lebih dahulu hadir sebelum jasadnya hadir di muka bumi.
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِى ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَىٰ شَهِدْنَا أَن تَقُولُوا يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَٰفِلِينَ
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)” (Q.S. Al-A’raf: 172)
Jika ia telah mengenal jiwanya ini, maka segala amal perbuatannya akan bertumpu pada ridho Allah. Apapun fungsi dan tugas yang telah ditetapkan untuknya, selama Allah ridho maka ia akan menerimanya dengan senang hati.
Jiwa ini perlu dipelihara, dipupuk dan disemai hingga menghasilkan kebaikan yang diinginkan. Dalam sebuah hadis yang berbunyi:
Kebaikan adalah apa yang membuat hati dan jiwamu merasa tenang. Dosa adalah apa yang membawa keburukan bagi jiwa dan karenanya hati mengalami keresahan dan diliputi kegalauan, meskipun sebagian orang membenarkan perbuatan tersebut. (HR. Muslim)
Hajar adala contoh yang sering kita dengar sebagai cerminan seorang wanita dengan jiwa yang jernih lagi suci. Saat Ibrahim dengan berat hati meninggalkannya dengan seorang bayi yang masih merah dan mungil, Hajar memainkan perannya sebagai seorang wanita yang begitu mengenal jiwanya.
Sewajarnya manusia yang bertanya-tanya alasan dirinya harus ditinggal di suatu tempat yang asing dan tampak tidak ada kehidupan bersama bayi yang masih sangat rapuh itu.
Namun dengan segera ia menyadari dan bertanya kembali kepada Ibrahim, “Apakah Allah yang memintamu melakukan ini?”
Iapun ridho, ia memahami perannya sebagai hamba Allah, seorang istri sekaligus seorang ibu. Ia yakin bahwa Allah tidak akan membiarkannya begitu saja di tengah kota Mekah yang saat itu sangatlah gersang.
Dan hari ini bisa kita saksikan buah dari ketabahannya dan pengenalannya terhadap jiwanya. Kota Mekah berkembang menjadi kota yang menjadi rujukan seluruh umat manusia.
Menjadi kota yang wajib dikunjungi untuk melaksanakan ibadah haji, dimana salah satu ritualnya ada sa’i berjalan dari shafa dan marwa. [Ln]