ChanelMuslim.com – Mazhab Imam Syafi’i menjadi mazhab yang paling banyak dirujuk atau dijadikan referensi oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mengenal sekaligus mengetahui bagaimana perkembangan mazhab tersebut.
Baca Juga: Kisah Imam Syafi’i Mencari Jawaban Terkait Ijma’ (1)
Empat Fase Kemunculan Mazhab Imam Syafi’i
Penjelasan ini disarikan dari Muqadimah kitab Al Muharrar fi Fiqhil Imam Asy Syafi’iy, karya Imam Abul Qasim Ar Rafi’iy, Jilid 1 Cet. 1, 2013 M. Penerbit: Darus Salam. Kairo) 1) Kemunculan, Perkembangan, Para Tokoh, dan Karya-karyanya Madzhab Syafi’i telah melalui beberapa fase kemunculannya.
Dilansir alfahmu.id, website resmi Ustaz Farid Nu’man, sebagian ulama membaginya menjadi empat tahap, sebagian ada menyebutnya lima, dan ada yang enam, serta begitu seterusnya.
Perbedaan ini muncul karena perbedaan metode mereka dalam membatasi fase dan patokan-patokannya.
Di sini, akan dibahas dari empat fase, yaitu fase Pertama yang meliputi fase penanaman fondasi dan pembangunan dan fase kedua adalah fase penyampaian dan pengenalan mazhab.
Kemudian, fase ketiga adalah takhashsush (pembentukan karakter dan ciri khas) serta yang keempat adalah fase istiqrar (pemantapan/stabilisasi)
Fase pertama, Penanaman Fondasi dan Pembangunan
Imam Asy Syafi’iy Radhiallahu ‘Anhu, telah mengumpulkan berbagai corak madrasah fiqih yang telah ada sebelumnya.
Beliau mempelajarinya sejak usia anak-anak, dari imam-nya Makkah, Muslim bin Khalid Az Zanjiy dan Sufyan bin ‘Uyainah.
Beliau bermulazamah dengan para ulama Makkah sampai usia muda. Lalu di usia hampir 20 tahun, dia ke Madinah dan belajar kepada Imam Malik Radhiallahu ‘Anhu, salah satu imam madzhab terkenal pula.
Baca Juga: Kisah Imam Syafi’i Mencari Jawaban Terkait Ijma’ (2)
Perjuangan Menuntut Ilmu
Beliau bersama Imam Malik sampai wafatnya sang imam (179 H). Lalu, Allah Ta’ala takdirkan dia berjumpa dengan Imam Muhammad bin Hasan Asy Syaibaniy, pewaris ilmunya Imam Abu Hanifah (Ahlu Ar Ra’yi).
Imam Syafi’i juga berjumpa dalam waktu yang cukup lama dan banyak mengambil ilmu darinya.
Setelah itu dia kembali ke Makkah. Di Makkah, beliau mengajar dan menjadi seorang syaikh (guru dan tokoh)-nya Makkah.
Banyak penuntut ilmu yang mendatanginya, maka mulailah awal tersebar ilmu Imam Asy Syafi’iy.
Kemudian, beliau safar ke Baghdad dan di sana mengajar dan berfatwa. Hadir dalam majelisnya itu para imam dan ulama, seperti Imam Ahmad, Imam Ishaq bin Rahawaih, dan lainnya.
Ijtihad-ijtihad yang ditelurkan di masa ini, oleh para ulama diistilahkan dengan madzhab qadim (qaul qadim/pendapat lama). [Cms]
(Bersambung pada bagian kedua)