ChanelMuslim.com – Perkembangan mazhab Imam Syafi’i tentu saja juga tidak terlepas dari peran murid-murid Imam Syafi’i. Saat itu, Imam Asy Syafi’iy yang mengembara ke Mesir untuk mengajar penduduknya, serta mempelajari madzhab-nya Imam Al Laits bin Sa’ad, ulamanya Mesir, melalui perantara murid-muridnya.
Beliau ke Mesir tahun 199 H, di akhir-akhir tahun kehidupannya. Beliau juga menjumpai di Mesir pada ulama dan tokoh-tokohnya, serta para imam yang ada.
Baca Juga: Mengenal Perkembangan Mazhab Imam Syafi’i (1)
Fase Kedua Perkembangan Mazhab
Pada waktu itu, beliau telah pelajari fiqihnya Imam Al Laits, berbagai permasalahan fiqihnya Imam Al Auza’iy dan mengambil faedah darinya.
Imam Syafi’i menulis buku-buku baru yang diistilahkan para ulama dengan Madzhab Jadid (madzhab baru).
Fase Kedua, Fase Penyampaian dan Pengenalan Madzhab
Imam Asy Syafi’iy Rahimahullah, dengan tangannya telah menyebarkan madzhabnya, meletakkan fondasinya, dan metode dalam istidlal (cara berdalil) dan istimbath (cara menyimpulkan hukum).
Pertama-tama, beliau menyusun kitab Ar Risalah. Kedua, beliau menyusun buku-buku yang memuat padanan hal-hal dan perilaku yang dapat menggugurkan pondasi dan rambu-rambu ini.
Beliau begitu all out, berjibaku, apalagi di penghujung usianya, saat dia mengajarkan ilmunya kepada murid-muridnya di Mesir.
Beliau menyambung siang dan malamnya dengan kajian, penulisan, dan pengajaran.
Allah Ta’ala memudahkan murid-muridnya membawa dan menyampaikan ilmunya. Murid-muridnya memiliki peran besar atas tersebar dan terjaganya madzhab Asy Syafi’iy.
Baca Juga: Sayyidah Nafisah, Guru Perempuan Imam Syafi’i
Murid-Murid Imam Syafi’i
Murid-murid Imam Syafi’i sangtlah banyak. Contohnya adalah Abu Bakar Abdullah bin Az Zubair Isa Al Humaidiy Al Qurasyiy (wafat 219 H, atau 220 H) Beliau adalah kawan Imam Asy Syafi’iy, dan menemaninya rihlah ke Mesir.
Beliau juga mengambil ilmu dari guru-gurunya Imam Asy Syafi’iy. Al Hakim mengatakan, “Al Humaidiy adalah muftinya Makkah dan ahli haditsnya, posisinya bagi penduduk Hijaz seperti posisi Imam Ahmad bin Hambal di Iraq.” imam Bukhari mengambil hadits darinya.
Beliau memiliki kitab musnad yang terkenal. Wafat di Makkah tahun 219 H atau 220 H.
Selain itu, murid Imam Syafi’i yang lainnya adalah Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad bin Al ‘Abbas bin Ustman bin Syaafi’ Al Muthalibiy (wafat 237 H) Beliau adalah sepupu Imam Asy Syafi’iy dam mengambil hadits dari Imam Asy Syafi’iy, Al Fudhail bin ‘Iyadh, kakeknya, Al Munkadir bin Muhammad bin Al Munkadir, Hammad bin Zaid, Ibnu ‘Uyainah, dan lainnya.
Murid-muridnya adalah Ibnu Majah, Ahmad bin Siyar Al Marwaziy, Abu Bakar bin Abi ‘Ashim, Baqiya bin Makhlad, dan lainnya.
Abu Hatim berkata, “Dia orang yang jujur.” An Nasa’iy dan Ad Daraquthniy mengatakan terpercaya. Dia menyebarkan madzhab Syafi’iy di antara manusia. Wafat tahun 238 H, ada yang menyebut 239 H.
Selain itu, ada nama Abul Walid Musa bin Abi Al Jarud. Beliau adalah orang Makkah, ahli fiqih. Meriwayatkan kitab Al Amaliy dan lainnya dari Imam Asy Syafi’iy.
Imam At Tirmidzi meriwayatkan darinya tentang perkataan-perkataan Imam Asy Syafi’iy di akhir kitab Jaami’ At Tirmidzi.
Ad Daruquthniy mengatakan: “Dia meriwayatkan banyak hadits dari Imam Asy Syafi’iy, dan berfatwa di Makkah dengan madzhabnya Imam Asy Syafi’iy.” Para ulama tidak menyebutkan kapan wafatnya. [Cms]