M.H. Thamrin atau Mohammad Hoesni Thamrin atau merupakan nama yang sudah tidak asing lagi di kawasan Jakarta. Namun, apakah kita hanya mengenal Thamrin hanya sebatas nama jalan?
Bertempat di Gedung Pusat Administrasi Universitas Indonesia (PAUI), bedah buku “Mohammad Hoesni Thamrin, Merekam Prestasi Menguak Representasi” diselenggarakan.
Buku yang ditulis oleh Yasmine Zaki Shahab dinilai oleh para peserta yang hadir sebagai bentuk kemajuan untuk mengingat nama Thamrin yang mulai terlupakan.
Baca Juga: Berburu Spot Foto Instagramable di Sarinah Thamrin
Mengenal M.H. Thamrin yang Dilupakan dalam Sejarah
Profesor Susanto mengatakan, “Ada hal tentang Thamrin yang dilupakan dalam sejarah, bangsa ini telah mengalami amnesia sejarah.”
Ia menjelaskan bahwa saat ini Thamrin hanya dikenal sebatas pahlawan saja.
“Kita mengenal Thamrin hanya sebagai pahlawan, tapi lupa mengenali jasa-jasanya yang sangat banyak,” lanjut Profesor Susanto.
Salah satunya adalah indikasi bahwa Thamrin tidak meninggal karena sakit sesuai yang diceritakan banyak buku, melainkan dibunuh oleh pihak Belanda.
Sejalan dengan perkataan Prof. Susanto, Budayawan Betawi J.J. Rizal berpendapat betapa pentingnya nilai-nilai Thamrin tetap hidup.
“Seharusnya nilai-nilai Thamrin ditanamkan kepada anak didik kita di sekolah seperti kepedulian sosial yang tinggi dan kepedulian atas pendidikan.
Sayangnya bahkan dalam pelajaran muatan lokal tidak diberikan asupan tentang kisah Thamrin,” jelasnya.
Yasmine Zaki Shahab menyebutkan alasan menulis buku tentang Thamrin. Ia mengatakan bahwa buku ini ditulis karena ia merasa belum adanya referensi yang cukup mengenai representasi Thamrin yang ditulis.
Beragam respon positif hadir dalam bedah buku Thamrin. Salah satu peserta berharap adanya komik yang bercerita tentang sosok Thamrin sesuai dengan hobi kawula muda zaman kini.
Selain itu, ada juga respon bahwa bedah buku kali ini tidak hanya mengingat sosok Thamrin di hari ini saja, tetapi ada kegiatan berkelanjutan sebagai bentuk representasi sosok Thamrin. [Ind/Amanji/Ln]