ChanelMuslim.com – Sahabat Muslim bisa mengambil pelajaran dari perjanjian Balfour, sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh pemerintah Inggris pada 2 November 1917.
Maksud dari pernyataan ini adalah mengumumkan dukungan untuk pendirian rumah nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina,
Baca Juga: Perlukah Perjanjian Pranikah Sebelum Ijab Kabul?
Mengambil Pelajaran dari Perjanjian Balfour
Dikutip dari channel telegram Generasi Shalahuddin, tahun 1917 Palestina sudah mulai digerogoti. Zionis tidak gunakan tangan mereka sendiri untuk melakukan rencananya. Saat itu mereka gunakan tangan-tangan yang lain, yaitu Inggris namanya.
Menjelang akhir Perang Dunia I, si “raksasa yang sakit” bernama Utsmani itu diobok-obok. Tanahnya dibagi, otoritasnya dibelenggu, dan penduduknya diperangi.
Inggris, Prancis dan negara yang sudah merasa menang perang dunia berpesta dan asyik berbagi wilayah. Dan Palestina, naasnya, masuk ke dalam jatah Inggris.
Deklarasi Balfour diumumkan. saat itu wilayah Kekhalifahan Utsmaniyah dengan populasi Yahudi hanya 5% dari total masyarakat Palestina.
Deklarasi tersebut tertuang dalam sebuah surat tertanggal 2 November 1917 dari Menteri Luar Negeri Inggris —Arthur Balfour— kepada Lord Rothschild, seorang pemimpin komunitas Yahudi Inggris, untuk dikirimkan ke Federasi Zionis Inggris Raya dan Irlandia. Teks deklarasi tersebut diterbitkan di media massa pada 9 November 1917.
Isi deklarasi tersebut adalah sebagai berikut.
“Pemerintah Yang Mulia mendukung dengan senang hati Palestina sebagai sebuah kampung halaman bagi orang-orang Yahudi.
Dan Pemerintah Yang Mulia akan menggunakan upaya terbaik mereka untuk memudahkan tercapainya tujuan ini. Sudah dipahami dengan jelas tidak akan dilakukan hal yang mungkin merugikan hak masyarakat sipil dan agama atau nonYahudi di Palestina, atau hak-hak dan status politis yang dimiliki orang Yahudi di negara lain.”
Saya berterima kasih jika anda dapat menyampaikan deklarasi ini untuk diketahui oleh Federasi Zionis.
Hormat saya,
Arthur James Balfour
Sekilas isi deklarasinya menenangkan. Ada redaksi, “Sudah dipahami dengan jelas tidak akan dilakukan hal yang mungkin merugikan hak masyarakat sipil dan agama atau nonYahudi di Palestina.”
Nyatanya, 30 tahun setelah deklarasi itu tercatat dalam rekaman sejarah, justru Palestina malah tercabik, dan zionisme makin subur dengan keyakinan ekstrem mereka.
Puncaknya pada 15 Mei 1948, Israel berdiri dan mayoritas bangsa Palestina terusir dari negerinya. Rumah-rumah penduduk asli dirobohkan, masjid-masjid dibumihanguskan.
Bangsa Palestina sampai hari ini masih mengatakan bahwa Deklarasi Balfour adalah…
وعد من لا يملك لمن لا يستحق
“Janji dari orang yang tak memiliki kepada mereka yang tak berhak.”
Hal itu benar adanya. Saat membuat deklarasi itu, Inggris bahkan belum memiliki Palestina sepenuhnya karena baru menang pertempuran pada 30 November 1917 dan Inggris baru menyatakan telah menaklukkan Baitul Maqdis pada 11 Desember 1917.
Baca Juga: Perjanjian Lausanne Akhiri Konflik Perang Turki Utsmani dan Inggris
Membuat Yahudi Senang
Seorang analis politik Timur Tengah, Musthafa Shawwaf pernah diwawancarai oleh Middle East News Agency dan mengatakan, “Satu tujuan dari deklarasi Balfour adalah untuk membuat Yahudi senang dan di saat yang sama bisa menyelamatkan Eropa dari dominasi Yahudi.”
Satu hal penting untuk kita sadari, mereka yang ingin mencaplok Palestina memang berusaha siang dan malam untuk melaksanakan rencananya.
Berapa banyak dana dan berapa besar tenaga mereka keluarkan demi terwujudnya mimpi berdirinya negeri zionis di atas bumi suci Palestina.
Dan mereka menang hari ini. Maka mengapa wahai umat Rasulullah, mengapa kita tidak belajar untuk bervisi besar, berilmu kokoh, berencana rapi dan bertekad baja untuk menghadapi mereka?
Semoga ada pelajaran yang bisa kita ambil dari perjanjian ini. Aamiinn. [Cms]