ChanelMuslim.com – Manusia Berhati Iblis, Oleh: Ustadz Farid Nu’man Hasan, S.S.
Iblis itu sombong, Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah: 34
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan sombong dan adalah ia termasuk golongan yang kafir. (QS. Al Baqarah: 34)
Iblis itu merasa paling baik dan benar, seraya meremehkan yang lain
قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ ۖ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ
Iblis berkata: “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah”. (QS. Shad: 76)
Pernahkah berjumpa dengan manusia atau komunitas dengan tipologi Iblis?
Menyangka diri dan kelompoknya yg paling baik, paling benar, paling sunnah, dan paling paham dalil.
Standar kebenaran adalah apa yang benar menurut mereka.
Baca Juga: Alasan Iblis Enggan Bersujud kepada Nabi Adam (1)
Manusia Berhati Iblis
Berbeda dengan mereka maka itu kesalahan, kesesatan, dan bid’ah.
Tidak mau menerima perbedaan, mengunci diri dari lainnya, steril. Hanya mau menerima dari kelompoknya saja.
Memandang yg lain dengan pra konsep “pasti salah” karena yg lain beda dengan pemahamannya.
Memuji kebaikan dan kelebihan yg ada pada diri dan kelompoknya, namun menutupi kebaikan dan kelebihan pada orang lain betapa pun bagusnya, justru yang mereka lakukan adalah mengkorek kesalahan yg lain.
فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ
Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.
(QS. An Najm: 32)
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إِذَا قَالَ الرَّجُلُ: هَلَكَ النَّاسُ فَهُوَ أَهْلَكُهُمْ
Jika seseorang berkata: “Manusia telah rusak” maka dialah yang lebih rusak dibanding mereka. (HR. Muslim No. 2623)
Semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari sikap buruk Iblis ini dan menjaga kita menjadi korbannya mereka.
Wallahu A’lam wa Ilaihil Musytaka. [Ln]