USTAZ Iman Santoso menjelaskan mengenai lima kewajiban muslim.
Dari Al-Harits Al-Asyari ra dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Saya perintahkan pada kalian dengan lima hal, dimana Allah memerintahkanku dengannya; mendengar, taat, jihad, hijrah dan jamaah. Sesungguhnya siapa yang meninggalkan jamaah satu jengkal, maka telah melepaskan ikatan Islam di lehernya, kecuali ia kembali. Siapa yang menyeru dengan seruan jahiliyyah, maka dia bagian dari bangkai jahannam. Berkata seseorang, “Ya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, walaupun ia shalat dan puasa? Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,” Walaupun ia shalat dan puasa, maka serulah dengan seruan Allah yang telah menamakan dirimu muslimin mukminin hamba-hamba Allah.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi dan berkata, hadits ini hasan shahih).
Hadits Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ini merupakan petunjuk, panduan dan pedoman hidup bagi setiap muslim.
Pada saat Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam masih hidup hadits ini pelaksanaannya sangat jelas, demikian juga saat pemerintahan Islam di masa Khulafur Rasyidin, bahkan di masa Bani Umayyah sampai khilafah Turki Utsmani.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Namun, setelah khilafah Turki Utsmani jatuh, umat Islam terpecah ke dalam berbagai negara bangsa, mayoritasnya negara sekuler, maka umat Islam kehilangan kekuatan, kepemimpinan dan jamaah yang menyatukan mereka.
Bahkan, Palestina, tanah waqaf Islam, juga jatuh ke tangan penjajah, sampai sekarang.
Sehingga 5 kewajiban ini sangat penting untuk dilaksanakan setiap muslim, yaitu; mendengar, taat, jihad, hijrah dan jamaah.
Hadits riwayat Ahmad menyebutkan urutannya, jamaah dahulu, baru mendengar, taat, hijrah dan jihad.
Lima Kewajiban Seorang Muslim (1)
Baca juga: Inilah Kewajiban Muslimah Setelah Menikah
1. Mendengar (As-Sam’u)
Maksudnya adalah menerima, disebutkan dalam kitab ‘Aridhotul Ahwadzi, yang dimaksud mendengar disini bukan menangkap secara fisik, tetapi al-qabul atau menerima, termasuk menerima arahan pimpinan Islam yang bukan maksiat.
Inilah dasar dari agama dan prinsip dalam kebaikan.
2. Taat
Langkah kedua adalah taat, yang merupakan buah dari sikap menerima.
Lawan taat adalah maksiat atau menyimpang yang mencakup semua dosa, besar dan kecil serta berbagai macam kesalahan.
Berkata Al-Mubarokfuri dalam syarh At-Tirmidzi, mendengar (menerima) dan taat kepada pemimpin pada sesuatu yang bukan kemaksiatan.
Mendengar dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya bersifat mutlaq adapun mendengar dan taat pada ulul amri dari orang beriman dan pemimpin Islam bersifat muqoyyad atau terbatas pada sesuatu yang bukan maksiat.[Sdz]