ANAK perempuan dan laki tidak pernah sama. Begitu pun perlakuan terhadap keduanya.
Dalam hak dan kewajiban, semua anak sama. Tapi dalam perlakuan, anak perempuan berbeda dengan anak laki.
Ada beberapa alasan tentang itu. Antara lain:
Satu, perintah Nabi untuk memuliakan anak perempuan.
Umumnya orang tua lebih mengutamakan anak laki daripada anak perempuan. Hal ini sudah terjadi sejak zaman jahiliyah. Bahkan, mereka merasa hina jika memiliki anak perempuan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang sikap itu. Nabi juga menjelaskan bahwa memuliakan anak perempuan dijamin surga.
Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang memiliki anak perempuan, dia tidak membunuhnya dengan dikubur hidup-hidup, tidak menghinanya, dan tidak lebih mengutamakan anak laki-laki, maka Allah akan memasukkannya kedalam surga.” (HR. Ahmad)
Dengan begitu, perhatian terhadap anak perempuan adalah sama dengan perhatian terhadap anak laki.
Dua, anak perempuan tumbuh dengan perasaan sementara anak laki tumbuh dengan logika.
Meski hak dan kewajiban terhadap anak laki dan perempuan sama, tapi perlakuan terhadap keduanya berbeda. Hal ini karena kecenderungan masing-masingnya berbeda.
Seperti, intonasi perintah. Anak laki umumnya tidak memperhatikan intonasi perintah, yang penting isi perintahnya. Sementara anak perempuan justru sebaliknya.
Misalnya perintah tidak boleh keluar rumah. Bagi anak laki, larangan itu tentu punya alasan. Misalnya, ada bahaya di luar sana, dan sebagainya.
Tapi buat anak perempuan menjadi berbeda. Seolah dia merasakan apa yang salah dengan dirinya sehingga tidak diperbolehkan keluar rumah.
Karena itu, perintah sebaiknya tidak disampaikan dengan ‘pukul rata’. Penyampaikan untuk anak perempuan dilakukan khusus agar ia tidak salah paham.
Tiga, anak laki tidak peduli dengan aksesoris, sementara anak perempuan justru sebaliknya.
Coba perhatikan kamar antara anak laki dan anak perempuan. Kamar anak laki begitu standar. Isinya hanya barang-barang penting yang diperlukan.
Tapi berbeda dengan anak perempuan. Justru yang aksesoris kadang lebih diutamakan dari yang biasa ada. Misalnya tentang pilihan warna, hiasan, bahkan mainan, dan sebagainya.
Begitu pun dengan perawatan diri. Anak laki tidak memerlukan perawatan jelimet. Kalau ia mandi, cukup dengan sabun dan sampo.
Sementara anak perempuan berbeda. Misalnya, ia butuh pelembab, kondisioner rambut, pewangi, pemutih wajah, dan lainnya.
Jadi, jangan anggap enteng soal aksesoris untuk anak perempuan. Karena hal itulah justru dunianya.
Empat, anak laki begitu terbuka sementara anak perempuan penuh rahasia.
Anak laki tumbuh apa adanya. Kalau ia mau, diucapkan. Kalau tidak mau, juga disampaikan apa adanya. Hal ini berbeda dengan anak perempuan.
Jangan puas dengan apa yang terlihat dari anak perempuan. Kalau ada indikasi yang lain dari yang lain, coba ajak ia bicara dari hati ke hati. Tentu dengan penuh kesabaran.
Lima, anak laki mencari jodoh sementara anak perempuan dicarikan jodoh.
Orang tua yang memiliki putera-puteri yang sudah menjadi pemuda dan pemudi, harus memahami tentang jodoh mereka.
Kecenderungan anak laki mencari dan memilih jodoh mereka. Mereka pun agak lamban memiliki kebutuhan jodoh di banding anak perempuan yang lebih cepat dewasa.
Nah, soal jodoh ini, orang tua harus lebih aktif mencarikan jodoh buat anak perempuan mereka. Dan hal itu bisa dibilang tugas akhir bagi orang tua sebelum tanggung jawab puterinya berpindah ke suami mereka. [Mh]