LIBYA dan bencana tanpa jeda di Afrika. Badai Daniel di kawasan Mediterania telah menyebabkan banjir dahsyat di Libya, yang menyapu seluruh pemukiman dan menghancurkan rumah-rumah di beberapa kota pesisir bagian timur negara itu.
Essam Abu Zeriba, Menteri Dalam Negeri pemerintah Libya timur, menyebutkan, “Lebih dari 5.000 orang diperkirakan hilang di kota Derna. Korban tersapu ke arah Mediterania. Situasinya sangat tragis,” katanya sambil mendesak adanya bantuan internasional, saat wawancara telepon dengan Al Arabiya (11/9).
Bencana seakan tak berjeda dari bumi Afrika. Setelah gempa di Maroko yang menewaskan lebih dari 2.000 orang, kini giliran Libya yang berduka.
Padahal, tanpa bencana alam pun, Afrika telah lama tercabik-cabik perang saudara.
Bagi kebanyakan orang Indonesia, Libya barangkali dikenal sebatas nama Muammar Khadafi, pemimpin yang digulingkan rakyatnya secara dramatis.
Atau Ustaz Adi Hidayat yang pernah menyelesaikan pendidikannya di Kuliyya Dakwah Islamiyyah, Tripoli, Libya.
Padahal, wilayah Mediterania yang sekarang bernama Libya itu memiliki sejarah yang sangat panjang. Menjadi bagian dari kekuasaan Romawi sejak 46 M.
Di bawah Kaisar Septimus Severus (193-211 M), negeri ini menjadi penghasil minyak zaitun yang sangat laris diperdagangkan.
Islam datang pada masa Khalifah Umar ibn Khattab, melalui panglimanya Amru ibn Ash yang berhasil membebaskan wilayah itu pada 642 M.
Baca juga: Geliat Dakwah Ramadan Masa Pandemi Komunitas Alumni Libya
Libya dan Bencana Tanpa Jeda di Afrika
Hanya dalam waktu dua tahun, pasukan Muslim mampu menembus kekuatan Bizantium dan akhirnya menguasai Triplitania.
Perjuangan diteruskan Panglima Uqbah bin Nafi, tercatat pada 663 M bersama pasukannya berhasil membebaskan wilayah Fezzan.
Pada masa Daulah Abbasiyyah, Khalifah Harun al-Rashid menunjuk keluarga Al Aghlab menjadi gubernur turun temurun di Afrika Utara, tepatnya sekitar tahun 800 M.
Seiring berkembangnya syiah Fatimiyah di Mesir, kekuasannya pun mulai menjangkau wilayah itu. Ibu kota Tripoli dipindahkan ke Shiite, di Tunisia, pada 910 M.
View this post on Instagram
Libya mengalami puncak kejayaannya semasa berada di bawah kekuasaan Daulah Utsmani, sebagaimana tertulis dalam “Ensiklopedi Tematis Dunia Islam” karya Iik Arifin Mansurnoor.
Libya diperintah oleh seorang gubernur yang bergelar Pasya dengan dibantu tentara Janissary. Salah satu yang paling masyhur adalah Dinasti Qaramanli pada 1711 M.
Dinasti Qaramanli berasal dari perwira Janissary memerintah hingga 1835. Setiap tahun mereka menyerahkan upeti ke Istanbul sebagai bentuk pengakuan pada Sultan Utsmani.
Di abad modern muncul seorang mujahid dari Libya. Ia adalah Omar Mukhtar yang berjuang memerdekakan negaranya dari penjajahan Italia.
Semoga bencana alam yang terus mengguncang Afrika segera menyadarkan saudara-saudara kita untuk menghentikan pertikaiannya dengan sesama Muslim.[ind]