SEPERTI apa kengerian pada hari kiamat? Hari tersebut memanglah hari yang sangat mengerikan yang tiada bandingnya. Betapa mengerikannya hari itu ditunjukkan oleh berbagai hal.
Baca Juga: Generasi Terburuk dari Umat Manusia akan Mendapati Hari Kiamat
Kengerian pada Hari Kiamat
Pertama, penggambaran oleh Allah bahwa hari itu besar. Allah cukup menggambarkannya demikian untuk menunjukkan bahwa hari itu lebih besar daripada yang kita bayangkan.
“Apakah mereka tidak mengira bahwa mereka akan dibangkitkan padahari yang besar, hari manusia bangun menghadap Tuhan alam semesta.” (QS. Al-Muthaffifin: 4-6)
Kedua, keterkejutan dan kepanikan yang melanda manusia pada hari itu. Di hari itu, ibu menyusui yang sedang mengasuh bayinya lupa akan bayinya, ibu yang sedang hamil gugur kandungannya, dan keadaan manusia seperti orang mabuk yang kehilangan akal.
“…Sesungguhnya guncangan kiamat itu sesuatu yang besar. Pada hari itu setiap ibu yang menyusui lupa akan bayi yang disusuinya dan setiap yang hamil mengalami keguguran, serta kamu lihat manusia mabuk padahal mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah sangatlah berat.” (QS. Al-Hajj: 1-2)
Sebegitu mengerikannya hari itu, hati (jantung) orang-orang lalim naik ke tenggorokan mereka, tidak keluar dan tidak diam di tempatnya.
“Dan peringatkanlah mereka akan hari yang dekat ketika hati (jantung) naik ke tenggorokan karena menahan penasaran.” (QS. Ghafir: 18)
Pada kesempatan lain, Allah menggambarkan apa yang terjadi di hati dan mata di hari itu, cukuplah diingat bahwa anak kecil yang belum berdosa pun, rambut kepalanya menjadi uban karena kengerian yang dilihatnya.
“Maka bagaimanakah kamu menjaga dirimu (dari azab) jika kamu mengingkari hari di mana anak kecil menjadi beruban? Pada hari itu langit terbelah. Janji-Nya pasti terlaksana.” (QS. Al-Muzammil: 17-18)
Ketiga, putusnya hubungan keluarga pada hari kiamat, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah swt., “Apabila sangkakala telah ditiup, maka tidak ada lagi hubungan keluarga di antara mereka dan mereka tidak saling bertanya.” (QS. Al-Mu’minun: 33)
Setiap orang pada hari itu hanya mengurus dirinya sendiri dan tidak memedulikan orang lain, bahkan ia lari dari orang-orang yang dicintainya, lari dari saudaranya, ibunya, ayahnya, istrinya, dan anak-anaknya.
Keempat, kemauan orang-orang kafir untuk mengorbankan segala kekayaannya agar dibebaskan dari siksaan. Seandainya mereka memiliki segala sesuatu yang ada di bumi, mereka tentu akan menebus diri mereka dengan kekayaan itu.
“Seandainya setiap diri yang berdosa memiliki segala yang ada di bumi, tentu ia menebus dirinya dengan kekayaan itu.” (QS. Yunus: 54)
Bahkan, sekiranya orang kafir memiliki dua kali apa yang ada di bumi, niscaya ia akan menebus dirinya dengan itu.
“Dan orang-orang yang tidak memenuhi panggilan Tuhan, sekiranya mereka memiliki semua yang ada di bumi dan sejumlah itu lagi, niscaya mereka akan menebus diri dengan itu. Mereka akan mendapat hisab yang berat.” (QS. Ar-Ra’d: 18).
Dalam Shahih al-Bukhari diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a. bahwa Nabi pernah bersabda, “Seorang kafir dipanggil menghadap pada hari kiamat, lalu ditanyakan kepadanya, ‘Bagaimana jika kamu memiliki emas seisi bumi, apakah kamu akan menebus dirimu dengan itu?’ Ia menjawab, ‘Ya.’ Kepadanya dikatakan, ‘Dahulu Aku telah meminta yang lebih mudah dari itu.”
Kelima, dahsyatnya dan mengerikannya hari itu juga ditunjukkan oleh lamanya. Allah berfirman, “Para malaikat dan Jibril naik kepadaNya pada hari yang ukurannya 50 ribu tahun. Maka bersabarlah dengan sebaik-baiknya. Sesungguhnya mereka melihatnya jauh, sedangkan Kami melihatnya dekat.” (QS. Al-Ma’arij: 4-7) [mh/Cms]