KENAPA kemenangan Palestina tidak disegerakan oleh Allah?
Apakah teman-teman mendapatkan poin penting dari ayat ini?
Ya, ia adalah sebuah perumpamaan ketika orang-orang naik kapal. Ketika kondisi baik-baik saja, mereka gembira ria. Namun perhatikan, ketika tiba-tiba datang badai yang bergemuruh, “Maka mereka berdoa dengan tulus ikhlas kepada Allah semata. (Seraya berkata), “Sekiranya Engkau menyelamatkan kami dari (bahaya) ini, pasti kami termasuk orang-orang yang bersyukur.” (QS. Yunus 22).
“Kapan datang keikhlasan dan keteguhan? Yakni ketika datang masa-masa sulit”, kata Dr Raghib Sirjani.
Allah ingin memberi kita kesempatan untuk kembali pada-Nya di saat-saat berat.
Kala zaman sedang keras dan keadaan tidak berpihak pada kita, justru di situ, “Seorang hamba akan lebih dekat pada Allah, makin khusyu doanya dan makin murnilah pengharapan-Nya pada Allah, bukan lagi pada manusia”, masih kata Dr Raghib Sirjani.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Yang mind-blowing dari uraian Dr Raghib Sirjani pada tadabbur Surat Yunus, adalah lanjutan dari ayat yang tadi kita baca, “Tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka, malah mereka berbuat kezhaliman di bumi tanpa (alasan) yang benar.” (QS. Yunus 23).
Rasa aman, nyaman, merasa tidak ada apa-apa dan tenggelam dalam kenikmatan seringkali menjadikan manusia lupa pada pertolongan Allah.
Sebab itulah, dalam sejarah manusia, kata Dr Raghib, “Masa perjuangan selalu lebih lama daripada masa menikmati.”
Rasulullah berjuang 20 tahun lebih hingga kelak Makkah dibebaskan, namun Rasul wafat 3 tahun kemudian.
Shalahuddin berjuang membebaskan Al Aqsha puluhan tahun lamanya, namun beliau hanya menikmati pembebasannya 6 tahun hingga beliau wafat.
Baca juga: Kenapa Kemenangan Palestina Tidak Disegerakan Oleh Allah? (1)
Kenapa Kemenangan Palestina Tidak Disegerakan Oleh Allah? (2)
Tapi, yang dikenang dan dipelajari dari manusia-manusia hebat itu justru adalah daya juangnya menghadapi masa-masa berat.
Dan, itulah yang sedang kita alami sekarang.
“Masa kemenangan pasti datang, Allah yang menjanjikan itu”, tutur Dr Raghib, “Dan Allah memberi kesempatan pada kita untuk beribadah sebaik-baiknya di masa berat ini.”
Uniknya lagi, jika kita peka pada hidup para Nabi yang Allah bentangkan dalam Al Qur’an, Allah lebih banyak mengisahkan tentang masa-masa berat yang nabi-nabi ini lalui dan menghebatkan mereka.
Dan menariknya, Allah jarang mengisahkan bagaimana kisah setelah nabi-nabi ini melewati masa berat.
Agar supaya kita menyadari, bahwa tugas kita sesungguhnya dalam hidup ini adalah beribadah pada Allah, dan banjir faktanya kita akan lebih dekat pada Allah dalam masa-masa yang berat, sebagai individu ataupun umat.
Tapi apakah kita tidak boleh mengharap agar kemenangan datang? Boleh. Sangat boleh. Dan Dr Raghib Sirjani memesankan.
فنصر الأمة لا يكون بالأماني والأقوال، بل بالجهاد والأعمال
Kemenangan umat tidak terletak pada angan-angan dan sekadar kata, tapi pada perjuangan dan kerja-kerja nyata.
Sumber: Gen Saladin Channel
[Sdz]