Oleh: Bunda Bening
ChanelMuslim.com–“Lu kurang kerjaan banget, kurang piknik ya?” ejeknya sarkas sembari memutar-mutar jemari lentik kuku berkutek.
“Apalagi sih yang dicari? Kan si penista agama sudah ditangkap dan menjalani hukuman? Paling juga sepi acaranya…” remeh teman lain yang juga sibuk chat di hp terbarunya.
“Udah deh, itu semua paling tunggangan politik para calon presiden! Ngapain elu mau jadi penggembira nggak jelas gitu!” Suara via telepon dengan kenalan lain.
“Semoga tidak ada “lagi” orasi-orasi berisi ujaran kebencian di acara reuni 212 tersebut,” tulis seorang anggota di chat WA. Sementara saya membacanya dengan kening berlipat, mengingat apakah ada orasi seperti itu di acara 212 tahun lalu. Padahal saya hadir di sana dan tidak mendengar kalimat negatif tersebut.
Saya mengerti bila ada kekhawatiran, kecurigaan dan sikap meremehkan di atas untuk event reuni 212 hari Ahad, 2 Desember di Monas nanti. Mungkin kalau saya mendengarnya sebulan yang lalu juga akan menanggapi dingin-dingin saja! Benar, tidak ada lecutan membela Alquran dari si penista. Tidak ada aksi membela bendera tauhid yang dilarang berkibar, tidak ada tragedi terbaru di bumi Palestina.
“Apakah kamu hanya bergerak kalau ada pemicu? Terutama yang terlihat besar meski kadang hanya blow up media untuk kepentingan pesanan saja? Hanya mental reaksivitas saja!” sentil ‘partner in crimes’ saya dengan aura gemas.
Ah yaa, jujur saya suka malas ikut aksi kalau hanya sekadar ikutan saja. Harus dengan keyakinan yang jelas bahwa saya harus melakukan itu. Harus ikut aksi itu!
Maka mulailah diskusi kami, sambil sesekali berselancar juga di antara lalu lintas berita di dunia maya. Aarrgh, terlalu banyak alasan yang menguatkan kenapa saya harus ikut aksi ini. Gemas, geram, sedih juga haru menyatu dalam tubuh. Apalagi ketika menyadari bahwa umat Islam ini besar tetapi betapa lemahnya sehingga mudah terkoyak.
Duhai saudara-saudara muslimku, buka matamu, pasang telingamu dan pedulilah pada lingkunganmu. Masuk syurga itu nggak asyik kalau cuma sendirian. Islammu tak hanya urusan ibadah saja! Lihatlah ulama-ulama yang difitnah dan harus mengasingkan diri dari umat. Dengarkan kicauan sumpah serapah sesama muslim untuk mereka yang berbeda pilihan politik. Waspadai orang-orang munafik yang rela melakukan apa saja demi materi. Dan masih panjang deretan masalah umat lainnya yang harusnya bisa kita selesaikan dengan bergandengan tangan sesama muslim. Sebab kita saudara Bro, disatukan oleh ukhuwah yang harmonis. Kamu tetap cantik Sis, tanpa harus melepaskan nilai-nilai Islami!
Esok, di pagi yang syahdu, mari kita tunjukkan Islam yang bersatu, Islam yang damai dan santun. Ini penting, bukan karena dukungan politik tetapi lebih karena dorongan nurani. Kita tunjukkan Islam yang indah yang tidak gampang dipecah belah atau diadu domba.
Jangan khawatirkan berita viral yang mengatasnamakan kelompok tertentu yang mengancam bikin kacau, sebab itu seakan menghimbau anak-anak dan wanita tak perlu turut serta. Kaum munafik itu berharap Monas lengang karena umat Islam ciut nyalinya untuk datang. Jangan hiraukan mereka yang nyinyir menuntut para penggiat bersumpah bahwa mereka yang terlibat aksi 212 murni dari nurani membela agama bukan orientasi politik. Jangan lemahkan tekadmu hanya karena berita media tentang banyaknya pasukan keamanan yang bersiaga. Bau surga itu sungguh wangi, apalagi bila kita bisa masuk ke dalamnya melalui syahid membela izzah Islam. Maka ucapkan Basmalah untuk sebuah niat baik, kirim untaian doa sebelum pergi, gemakan dzikir dalam setiap langkah. Teriakkan Allahu Akbar, hanya Dia yang Maha Tahu, Maha Melindungi.
Sampai bertemu di Monas nanti. Aku mencintai kalian semua saudara sesama muslim, karena Allah.
Jelang reuni 212, Monas 2/12/18
[ind]