KENABIAN ataupun kerasulan bukanlah suatu yang bisa dijadikan cita-cita oleh manusia. Ini adalah sebuah anugrah yang hanya Allah berikan kepada orang-orang pilihannya.
Dalam surah Maryam ayat 58 Allah berfirman bahwa kenabian ini Allah berikan kepada orang tertentu diiringi dengan petunjuk yang menjadikan mereka adalah seorang yang diberikan tugas kenabian.
أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۦنَ مِن ذُرِّيَّةِ ءَادَمَ وَمِمَّنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ وَمِن ذُرِّيَّةِ إِبْرَٰهِيمَ وَإِسْرَٰٓءِيلَ وَمِمَّنْ هَدَيْنَا وَٱجْتَبَيْنَآ ۚ إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُ ٱلرَّحْمَٰنِ خَرُّوا۟ سُجَّدًا وَبُكِيًّا
Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis. (Q.S. Maryam: 58)
Baca Juga: Kepemimpinan juga Merupakan Tugas Kenabian
Kenabian Bukanlah Cita-Cita dan Pilihan Manusia
Bahkan kenabian ini bukanlah suatu permintaan sebagiamana yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy saat menawarkan permintaan kepada Allah supaya menjadikan dua orang kaya dan terkemuka dari golongannya menjadi nabi, yaitu Urwah bin Mas’ud ats-Tsaqafi dan al-Walid bin al-Mughirah.
Namun permintaan mereka tentunya tidak dikabulkan, sebagaimana yang Allah firmankan dalam surah Az-Zukhruf ayat 31 dan 32.
Salah satu tanda kenabian adalah diberikannya wahyu kepada para Nabi dan Rasul sebagai petunjuk dan tugas dari Allah untuk disampaikan kepada umat manusia.
Ada setidaknya 3 cara Allah memberikan wahyu kepada para Nabinya:
1. Bisikan malaikat kepada hati Para Nabi yang menjadikan mereka merasa yakin bahwa itu adalah wahyu dari Allah. Dalam sebuh hadits dikatakan:
Rasulullah shallallahui ‘alahi wa sallam bersabdah: “Sesungguhnya Ruhul Quds (Malaikat Jibril) menghembuskan (membisikkan) ke dalam hatiku, bahwasanya jiwa tidak akan mati hingga disempurnakan rizky baginya. Oleh karena itu, bertakwalah kalian kepada Allah, berindah-indahlah dalam meminta serta janganlah keterlambatan rizki atas kalian, mendorong kalian untuk memintanya dengan cara melakukan perbuatan maksiat terhadapNya, karena sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah tidak akan didapat kecuali dengan melakukan ketaatan kepadaNya.”
2. Mimpi yang benar dan tidak diragukan, sebagaimana mimpi yang diterima oleh Nabi Ibrahim yang bermimpi menyembelih Ismail. Ini bisa kita lihat dalam surah Ash-Shaffat ayat 102-105.
3. Allah berbicara langsung kepada Rasul-Nya dari balik tabir/hijab, sebagaimana yang dialami oleh Nabi Musa saat menerima wahyu dari Allah di lembah Tuwa.
4. Dengan perantara Malaikat melalui 3 cara:
- Malaikat jibril datang dengan bentuk aslinya. Ini terjadi saat wahyu diturunkan kepada Nabi Muhammad dimana jibril menunjukkan betuk aslinya sebanyak dua kali.
Dari Abdullah bin Mas’ud RA mengatakan:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى جِبْرِيلَ لَهُ سِتُّمِائَةِ جَنَاحٍ
“Nabi Muhammad SAW melihat Jibril, dengan 600 sayap.” (HR Muslim).
- Malaikat datang dengan suara gemerincing seperti suara gemerincingnya lonceng.
- Malaikat Jibril datang dengan berubah wujud menjadi seorang laki-laki dan berbicara langsung dengan Rasulullah, sebagaimana yang tercantum dalam hadits arbain yang ke-2 tentang Iman, Islam dan Ihsan.
Dengan demikian wahyu yang turun kepada para Nabi ini hanya dapat dirasakan dan diketahui oleh orang-orang pilihan Allah yaitu Nabi dan Rasul itu sendiri. Saat wahyu tersebut datang, mereka yakin dan tidak ada keraguan sedikipun bahwa itu adalah wahyu. [Ln]