KISAH kemenangan gemilang armada laut Utsmani di Preveza dikutip dari laman channel Gen Saladin.
“Preveza adalah salah satu dari tiga pertempuran laut terbesar yang terjadi di Mediterania abad keenam belas, bersama dengan Pertempuran Djerba dan Pertempuran Lepanto.” —Naval Strategy and Power in the Mediterranean: Past, Present and Future. John Hattendorf dan Ernest King.
“Pertempuran ini (Preveza) adalah kemenangan terbesar Negara Utsmani melawan Eropa.” —The A to Z of the Ottoman Empire, Selcuk Aksin Somel.
Ingat baik-baik tanggal ini, sahabat. Pada 4 Jumadil Ula 945 H (28 September 1538), Allah menganugerahkan kemenangan sangat besar kepada Kaum Muslimin dengan dikalahkannya pasukan gabungan negara-negara Eropa di sebuah pertempuran bernama Preveza.
Kenali sejarahmu yang hebat, “Sungguh, sejarah adalah ingatan umat. Dan musuh-musuh berusaha untuk membuat kita lupa pada ingatan kita, agar terpisahlah kita dan masa lalu kita, dan hilanglah kenangan kita dengan masa jaya kita.” (Syaikh Yusuf Al Qardhawi dalam Kitab Tarikhuna Al Muftara Alaih).
Di abad 16 dan 17, jika kita hidup di zaman itu kita akan menyadari betul bahwa Negara Utsmaniyah adalah salah satu kekuatan superpower di muka bumi.
Mau tahu sebesar apa Utsmaniyah itu? Di rentang zaman itu pada puncak kekuasaannya, di bawah pemerintahan Sultan Suleiman, Negara Utsmaniyah menjelma menjadi negara multinasional dan multibahasa yang menguasai sebagian besar Eropa Tenggara, Eropa Tengah, Asia Barat, sebagian Eropa Timur, Kaukasus, Afrika Utara, dan Tanduk Afrika.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pada awal abad ke-17, negara ini terdiri dari 32 provinsi dan banyak negara bagian.
Karena kebesaran, keadilan dan ketangkasannya, raja-raja Eropa menggelari pemimpin Utsmani (Sultan Suleiman) dengan sebutan “Suleiman The Great”, “Suleiman The Magnificent.”
Masa kepemimpinannya 46 tahun, adalah masa paling lama dan paling tinggi dari fase kejayaan Utsmaniyah di bumi.
Seluas 19 juta km² dari Asia, Afrika, Eropa berada di bawah kepemimpinan Kaum Muslimin, setara dengan 10 kalinya luas Indonesia.
Pada tahun 1537, Panglima besar angkatan laut Utsmaniyyah, Hayreddin Barbarossa (tokoh utama kita di kisah ini) berhasil menguasai sejumlah pulau Aegea dan Ionia dari Republik Venesia, yaitu Syros, Aegina, Ios, Paros, Tinos, Karpathos, Kasos, dan Naxos, sehingga memasukkan Kadipaten Naxos ke wilayah Negara Utsmaniyah.
Menghadapi cepatnya gerakan Kaum Muslimin menguasai pulau-pulau penting itu, Paus Paulus III pada bulan Februari 1538 membentuk “Holy League” (Liga Suci) yang terdiri dari Negara Kepausan, Hapsburg Spanyol, Republik Genoa, Republik Venesia, dan Ksatria Malta, untuk menghadapi Negara Utsmaniyah.
Kaum Muslimin dipimpin langsung oleh Admiral Heyreddin Barbarossa, sedangkan Armada Laut Eropa dipimpin Andrea Doria.
Kemenangan Gemilang Armada Laut Utsmani di Preveza (1)
Baca juga: Upaya Turki Utsmani Menyelamatkan Keutuhan Emirat Gharnata di al-Andalus
Armada Barbarossa pada musim panas itu berjumlah 122 galai dan galiot, sementara Pasukan Eropa terdiri dari 300 galai dan galleon (55 galai Venesia, 61 Genoa / Kepausan, 10 dikirim oleh Ksatria Hospitaller, dan 50 oleh Spanyol).
Andrea Doria, laksamana Genoa yang melayani Kaisar Charles V berada dalam komando keseluruhan.
Kedua armada itu akhirnya bertempur pada 28 September 1538 di Teluk Arta, dekat Preveza.
Jumlah yang lebih besar dari armada Utsmani tidak membuat pasukan Eropa mampu menguasai medan.
Terjadi perpecahan di antara musuh, juga ada dendam di antara pemimpin-pemimpin mereka.
Sebagai contoh, secara luas beredar riwayat bahwa ketidaksukaan Andrea Doria dan kurangnya semangat dalam kepemimpinannya adalah karena keengganannya untuk mengambil risiko kapalnya sendiri (dia secara pribadi memiliki sejumlah besar armada “Spanyol-Genoa”) dan permusuhan lama terhadap Venesia, kota asalnya yang punya dendam sejarah.[Sdz]