ChanelMuslim.com – Sa`id bin Amir dikenal sebagai Gubernur Hims yang miskin pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab. Akan tetapi, Sa`id tidak begitu saja lepas dari keluhan penduduk.
Terdapat beberapa hal yang dikeluhkan oleh penduduk Hims terkait sikap gubernur.
Baca Juga: Sa’id bin Amir, Gubernur Hims yang Miskin
Empat Keluhan Penduduk Hims kepada Gubernurnya
Saat itu, Umar bin Khattab singgah di Hims.
Ketika mengujungi wilayah tersebut, Umar menerima banyaknya keluhan dari penduduk terkait pejabat-pejabat dan penguasa-penguasanya.
Umar pun bertanya, “Bagaimana pendapat kalian tentang gubernur kalian?”
Para penduduk mengeluhkan kepada Umar tentang empat hal.
Akhirnya, Umar pun mengumpulkan para penduduk Hims dan gubernurnya.
Seorang penduduk menyatakan, “Beliau tidak keluar kepada kami kecuali jika hari telah siang.”
Kemudian, keluhan kedua adalah beliau tidak menerima tamu pada malam hari.
Ketiga, gubernur tidak keluar menemui kami satu hari dalam sebulan.
Terakhir, Sa’id sering pingsan, sehingga ia tidak tahu orang-orang yang duduk di majelisnya.
Baca Juga: Salimah Sumut bersama Ibu Gubernur Ajak Masyarakat Hangatkan Ikatan Keluarga dengan Alquran
Jawaban-jawaban Sa`id bin Amir
Sa’id pun menjelaskan permasalahan tersebut satu per satu.
Ketika Sa’id tidak keluar rumah kecuali siang hari adalah karena keluarganya tidak mempunyai pembantu.
Setiap pagi, ia harus membuat adonan dan menjadikannya sebagai roti. Kemudian, ia berwudu dan keluar menemui orang-orang.
Sementara itu, alasan Sa`id tidak menerima tamu pada malam hari adalah karena waktu malamnya hanya untuk Allah.
Waktu siang harinya telah habis untuk para penduduknya.
Kemudian, terkait alasan Sa`id hanya menemui satu hari dalam sebulan adalah karena ia tidak mempunyai pembantu dan tidak mempunyai baju kecuali yang sedang dipakainya.
Oleh sebab itu, Sa`id harus mencucinya sekali dalam sebulan, dan harus menunggunya hingga baju itu kering.
Terakhir, alasan Sa`id sering pingsan adalah karena ia telah menyaksikan pembunuhan Khubaib bin Adiy.
Saat itu, sang gubernur melihat orang-orang Quraisy memotong-motong badannya sambil berkata, “Apakah kamu ingin kalau Muhammad menjadi penggantimu?”
Ia pun mengaku bahwa tidak merasa tenang, sementara Muhammad tertusuk duri.
Sa`id tidak mengingat hari itu dan bagaimana ia tidak menolongnya, kecuali Sa`id menyangka bahwa Allah tidak mengampuni dosanya, sehingga ia jatuh pingsan.
Setelah mendengar itu, Umar pun memberikan 1000 dinar untuk kebutuhan bahan makanan dan menyewa seorang pembantu.
Akan tetapi, Sa`id dan istri kembali memasukkan dinar-dinar itu ke beberapa kantong kecil.
Ia meminta untuk memberikannya kepada jandanya fulan. anak-anak yatimnya fulan, kepada orang-orang miskin keluarga fulan, dan kepada fakirnya keluarga fulan. [Cms]