SECARA pribadi, Ninin Kholid merinci keberhasilan pendidikan selama Ramadan dan membagikannya di dalam unggahan di media sosialnya.
Keberhasilan yang didapatkan dari pendidikan pada bulan Ramadan, menurut versi Ninin Kholida, adalah ketika diri ini sebagai berikut.
1. Menerima dengan lapang dada, rida atas takdir dan ketetapan Allah atas hidup kita.
Semula yang rasanya berat, banyak protes, banyak berandai-andai dan khawatir itu berganti jadi ‘ya saya terima’. Di titik ini rasanya benar-benar beda. Ada ketenangan yang sulit dideskripsikan dengan kata.
Bukan menyerah. Tapi lebih pada lebih percaya pada pengaturan yang Allah mau berikan dalam hidup kita. Bersedia menerima alur cerita yang Allah rancang dengan rasa tenang.
Allah tahu kok apa yang terbaik buatku. Selama Allah enggak ninggalin aku, semua akan baik-baik saja.
2. Bersedia kembali percaya dan mau ditata sama Allah.
Rasanya aneka gejolak dan gemuruh di dada itu redam seketika. Masalahnya mungkin enggak selesai saat ini.
Tapi jadi titik balik untuk mengakui: “pakai cara dan strategi saya enggak berhasil, udahlah ayo kita balik ke Allah, nanya sama Allah, minta ditunjuki cara yang benar, ilmu yang benar dan kita pakai cara yang sesuai sama pengaturan Allah saja”.
Secara pribadi, ini seperti menemukan jalan pulang sebenarnya, setelah kelimpungan cari jalur yang benar atas segala kebuntuan lalu kembali kepada klausul: ihdinash shirotol mustaqim.
Memang setelah itu, perjalanannya masih panjang dan remang-remang, enggak bisa dipastikan ending-nya. Setidaknya inilah hadiah terbaik ramadan.
Itikad dan komitmen untuk memegang teguh tali Allah, mau belajar ilmu dan syariat-Nya, mau taat, mau menjemput cinta dan pertolongan Allah, mau banyakin amal akhirat, bersemangat cari bekal jariyah mumpung masih hidup di dunia.
Yang lain mengecil, jadi latar belakang aja.
Itulah hikmah dari pendidikan Ramadan yang dirasakan oleh Ninin Kholida. Semoga menjadi hikmah dan pelajaran juga bagi kita semua.[ind]