JIKA takdir tiba maka rencana sematang apapun tidak akan menemui tujuan. Namun ini bukanlah narasi keputus asaan karena kewajiban manusia hanyalah berusaha semaksimal mungkin sebagai wujud penghambaan kepada Allah. Hasil akhir adalah keputusan-Nya yang menjadi ketentuan terbaik untuk hamba-Nya.
إِذَا حَلًتِ المَقَادِيْرُ بَطَلَتِ التَّدَابِيْرُ
“Apabila takdir telah tiba, maka lenyaplah semua rencana.”
Penjelasan:
1. Tugas manusia hanya merencanakan namun yang berlalu tetaplah takdir Allah, karenanya manusia tidak boleh sombong dengan rencananya yang hebat dan tidak boleh malas karena bersandar kepada takdir.
Baca Juga: Anak Tidak Sempurna Apakah Takdir atau Ujian
Jika Takdir Tiba Maka Lenyaplah Semua Rencana
2. Tidaklah Allah menetapkan sebuah takdir kecuali berikut dengan sebab-sebabnya; siapa yang ingin ditakdirkan kaya, maka hendaknya berusaha dan bekerja; siapa yang ingin ditakdirkan pintar maka hendaknya belajar, dan siapa yang ingin ditakdirkan sembuh dari penyakitnya maka hendaknya berobat. Hal ini diperkuat dengan firman Allah:
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”(QS. Ar Ra’du: 11)
Di dalam syair dikatakan:
تَرْجُوا النَّجَاةَ وَلَمْ تَسْلُكْ مَسَالِكَهاَ إِنَّ السَّفِيْنَةَ لاَ تَجْرِى عَلَى اليَبَسِ
“Engkau mengharapkan kesuksesan tetapi tidak melalui jalannya, ketahuilah perahu itu tidak akan berlayar di atas daratan.”
4. Jika ada hal yang terjadi sesuai dengan harapan maka jangan terlalu gembira karena sangat mudah bagi Allah mengambilnya darimu; dan jika ada yang luput, jangan bersedih karena semua itu sudah tertulis disisi-Nya 50.000 tahun yang lalu.
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرُ الخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ
“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash
6. Syaikh Ibnu Athaillah berkata:
“ سَوَابِقُ الهِمَمِ لاَ تَخْرُقُ أَسْوَارَ الأَقْدَارِ“
“Kuatnya kemauan tidak mampu mengoyak tabir taqdir Allah“
7. Menerima qadha dan qadar Allah membuat orang beriman menjadi tenang, tidak berputus asa dan tidak menyesali dirinya. (Al-Hikam)
Catatan: Ustaz Faisal Kunhi M.A