PADA asalnya Islam memberi perhatian yang sama antara perempuan dan laki-laki. Perhatian ini seringkali diragukan oleh orang-orang yang tidak memahami Islam dengan baik, khususnya prasangka buruk bahwa perempuan selalu dinomor duakan oleh Islam.
Pembicaraan tentang perempaun sejak dahulu sering kali menjadi pembahasan khusus, bahkan lafaz dalam Al-Quran sering menyebutkan perempuan dengan isyarat tersendiri, sebagaimana dalam surah Al-Ahzab ayat 35:
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Artinya: Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
Baca Juga: Membangun Miniatur Ekonomi Islam di Dunia Blockchain
Islam Memberi Perhatian yang Sama antara Perempuan dan Laki-Laki
Muhammad Ratib An-Nabulsi mengatakan bahwa kata mukminun ( المؤمنون) seringkali juga mencakup makna mukmin laki-laki dan mukmin perempuan, akan tetapi untuk ayat di atas penambahan lafaz-lafaz khusus untuk perempuan untuk memperjelas bahwa perempuan dan laki-laki sama-sama memiliki kewajiban, kemuliaan, dan tanggung jawab.
Akan tetapi bukan berarti mereka memiliki kewajiban, kemuliaan, dan tanggung jawab yang sama. Tentu masing-masing memiliki aspek-aspek itu sesuai dengan fitrah penciptaannya. Namun, perbedaan yang telah ditentukan ini bukan sebagai tolak ukur bahwa satu dengan yang lain lebih mulia.
Dalam surah Ali-Imrah ayat 36 Allah berfirman:
فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّى وَضَعْتُهَآ أُنثَىٰ وَٱللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ ٱلذَّكَرُ كَٱلْأُنثَىٰ ۖ وَإِنِّى سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّىٓ أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ ٱلشَّيْطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ
Artinya: Maka tatkala isteri ‘Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: “Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan,” dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan.
Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk”.
Ayat di atas mengandung pesan yang sangat dalam bahwa perempuan dan laki-laki memanglah berbeda. Karakteristik fisik, intelektual, psikologis dan sosial perempuan yang diberikan merupakan suatu keistimewaan berdasarkan tugas yang dipercayakan kepadanya. Demikian pula laki-laki.
Perbedaan antara keduanya diciptakan untuk saling kerjasama mewujudkan keharmonisan, dan yang paling penting adalah keduanya mendapatkan kemulian dan pahala yang sama disisi Allah. Bahkan dari perbedaan inilah yang mendorong wanita untuk memiliki derajat tinggi di sisi Allah. [Ln]