“IBU adalah madrasah pertama dalam kehidupan manusia.” Ungkapan ini sangat tepat dan sesuai fakta bahwa kedudukan seorang ibu sebagai manusia pertama yang berperan mendidik dan membina seorang anak, selain melahirkannya.
Wakil Ketua LPBKI MUI Pusat Dr. H. Khairan Muhammad Arif, M. Ed. menyebutkan bahwa Allah Subhanahu wataala menjelaskan tentang kedudukan dan peran ibu yang sangat strategis dalam pembentukan karakter anak.
Dalam surat al-Isra’: 23, Allah Subhanahu wataala menggunakan kata al-walid yang terkait dengan perintah berbuah baik kepada orang tua.
Menurut para ahli bahasa Arab, al-walid lebih ditujukan kepada seorang ibu.
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah, selain Dia dan hendaklah berbuat baik pada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah engkau mengatakan pada keduanya perkataan, ‘Ah’ dan jangan engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah pada keduanya perkataan yang baik.” (al-Isra’: 23)
Kata al-walidaini dalam ayat tersebut—serta ayat-ayat lainnya dalam alquran—walaupun bermakna kedua orang tua, lebih ditekankan pada makna seorang ibu yang melahirkan, yang berasal dari kata wiladah.
Ini menunjukkan bahwa ibu dalam kehidupan dan perkembangan serta pertumbuhan anak sangat berpengaruh dan sangat prinsip kedudukan dan fungsinya, tidak dapat digantikan dengan apa pun dalam pendidikan anak.
Baca juga: Kisah Ibu Alaa yang Menyedihkan, Penjajahan oleh Israel di Gaza Menewaskan Anak-anaknya
Ibu adalah Madrasah Pertama dalam Kehidupan Manusia
Ustaz Khairan juga menjelaskan dalam pengantar buku Hajar, Perempuan Pilihan Langit karya Dian Yasmina Fajri (2016) bahwa dalam psikologi perkembangan diketahui manusia melewati perkembangan usia, fisik, dan mental, serta kecerdasan yang sangat signifikan, antara usia 0-17 tahun.
Pada periode ini, anak akan mengalami perkembangan fisik yang membutuhkan kelembutan dan perhatian penuh seorang ibu, yang berkaitan dengan nutrisi dan gizi anak dan ini, pasti, didapat dari seorang ibu.
Dosen UIN dan juga Ketua Bidang Humas PP IKADI tahun 2016 itu juga menambahkan, dalam usia ini –0-17 tahun—anak juga butuh kasih sayang dan kelembutan secara psikologis dan ini juga pasti didapat dari seorang ibu.
Pada usia pubertas, anak membutuhkan tempat curhat dan konsultasi tentang permasalahannya, ini juga harus dari seorang ibu.
Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam buku Tuhfatul Maudud fi Ahkamil Maulud telah menjelaskan bahwa pada usia bayi, kanak-kanak, dan remaja adalah masa pertumbuhan fisik dan karakter serta keimanan anak sehingga diperlukan kejelian dan perhatian penuh orang tua, terkait pertumbuhan dan perkembangannya, khususnya dari seorang ibu.
Oleh karena itu, masalah parenting dan pendidikan anak adalah masalah yang sangat urgen dalam pendidikan Islam.[ind]