SEPERTI diketahui, di dunia ini kita hidup berjamaah. Oleh sebab itu, jangan merasa “Si Paling” pandai, paling benar, paling rupawan, dan sebagainya. Ada sebuah nasihat dari Ustaz Farid Nu`man tentang hal ini.
Baca Juga: Aturan Shalat Berjamaah untuk Wanita
Hidup Berjamaah itu Jangan Merasa Si Paling
Penting jadi orang besar, tapi merasa besar? Itu binasa.
Penting jadi orang benar, tapi merasa paling benar? Itu celaka.
Penting jadi orang pintar, tapi merasa pintar? Itu kebodohan.
Penting jadi orang berkarya, tapi merasa paling berkarya? Itu terperdaya.
Penting jadi orang yang punya kontribusi, tapi merasa paling punya kontribusi? Itu belagu.
Penting jadi orang baik, tapi merasa paling baik? Hati-hati akhlak Iblis. Dan .. penting jadi orang hebat, tapi merasa hebat? Itu tertipu.
Maka, tinggalkan “merasa-merasa”, kita ini bukan apa-apa tanpa kebersamaan dan persaudaraan. Tinggalkan “merasa-merasa”, sebab itu penghilang nilai amal dan sifat asas bersama ikhwah: tawadhu’.
Semua kerja onderdil dalam mobil itu penting, tidak ada yang remeh hatta sebuah mur dan baut. Ketika, ada yang sudah “merasa paling-paling” dalam sebuah jamaah, maka tunggulah kehancurannya.
Kehancuran bagi jamaah? Bukan, tapi bagi yang merasa-merasa itu. Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda:
ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
“Ada tiga hal yang membinasakan manusia: Sifat kikir yang dituruti, hawa nafsu yang ditaati, dan ‘ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri.” (H.R. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 731, Al Qudha’i dalam Musnad Asy Syihab No. 325. Syaikh Al Albani mengatakan: hasan. Lihat Shahihul Jami’ No. 3039)
Imam Al Ghazali Rahimahullah berkata:
أشد الناس حماقة أقواهم اعتقاداً في فضل نفسه، وأثبت الناس عقلا أشدهم اتهاماً لنفسه
Manusia yang paling parah kebodohannya adalah yang paling kuat keyakinan atas adanya keutamaan pada dirinya. Manusia yang paling kokoh akalnya adalah yang paling keras menuduh (kekurangan) pada dirinya. (Aqwaal Abu Hamid Al Ghazali) Wallahu A’lam. [Cms]
Sumber: alfahmu.id/website resmi Ustaz Farid Nu`man Hasan