Chanelmuslim.com– Seluruh hamba ditanya tentang tuhan yang dahulu mereka sembah dan tentang jawaban mereka kepada para rasul. Hal-hal ini telah dijelaskan sebelumnya.
Mereka juga ditanya tentang perbuatan-perbuatan yang telah mereka lakukan dan tentang kenikmatan yang telah mereka rasakan dalam kehidupan dunia. Mereka pun ditanyai tentang janji-janji mereka dan tentang pendengaran, penglihatan, dan akal pikiran mereka.
Baca Juga: Hal-hal yang Ditanyakan dalam Hisab (2)
Hal-hal yang Ditanyakan dalam Hisab
1. Tentang Kekafiran dan Syirik
Yang paling besar di antara hal-hal yang ditanyakan adalah kekafiran dan kemusyrikan. Mereka akan ditanya tentang sekutu-sekutu yang dahulu mereka sembah selain Allah, sebagaimana firman Allah swt.
“Dan dikatakan kepada mereka, ‘Mana yang dahulu kamu sembah selain Allah? Apakah mereka menolongmu atau menolong diri sendiri?” (QS. Asy-Syuara: 92-93)
Mereka juga ditanya tentang peribadatan mereka kepada selain Allah, seperti persembahan sesajian kepada tuhan-tuhan yang mereka sembah dan penyembelihan hewan dengan menyebut nama tuhan-tuhan itu.
“Dan mereka menjadikan sebagian rezeki yang Kami berikan untuk sesuatu yang tidak mereka ketahui. Demi Allah, kalian sungguh akan ditanya tentang apa yang kalian buat-buat.” (An-Nahl: 56)
Mereka pun ditanyatentang pendustaan mereka terhadap para rasul. “Dan (ingatlah) hari ketika Dia memanggil mereka, lalu berkata, ‘Apakah jawaban kalian kepada para rasul?’ Maka gelaplah bagi mereka segala alasan pada hari itu dan mereka tidak dapat saling bertanya.” (QS. Al-Qashash: 65-66)
2. Tentang Perbuatan di Dunia
Pada hari kiamat manusia akan ditanya tentang seluruh perbuatan yang telah dilakukannya dalam kehidupan dunia, sebagaimana firman Allah swt., “Demi Tuhanmu, Kami sungguh akan menanyai mereka semua tentang apa yang telah mereka lakukan.” (QS. Al-Hijr: 92)
Dalam Sunan Tirmidzi diriwayatkan dari Abu Barzah Al-Aslami r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Kedua kaki seorang hamba tidak akan melangkah sebelum ia ditanya tentang empat hal: umurnya, untuk apa ia habiskan; ilmunya, apa yang ia lakukan dengan ilmu itu; hartanya, dari mana ia peroleh dan dipakai untuk apa; dan badannya, ia pakai untuk apa.”
Orang yang merenungkanhadis seperti itu akan mengetahui rahasia (hikmah) seruan Rasul saw. kepada muslim untuk tidak bergelimang harta. Makin banyak harta seorang hamba makin banyak dan panjang hisabnya, dan makin sedikit hartanya, makin ringan dan cepat hisabnya sehingga cepat masuk surga.
Rasulullah saw. telah mengabarkan kepada kita bahwa kaum Muhajirin yang miskin masuk surga lebih dahulu empat puluh tahun dari orang-orang kayanya. Dalam Shahih Muslim diriwayatkan dari Abu Abdurrahman al-Hubli, yang berkata:
Tiga orang, termasuk saya, datang kepada Abdullah bin Amr bin Ash dan berkata, ‘Wahai Abu Muhammad, kami, demi Allah, tidak punya apa-apa, tidak ada uang, tidak ada hewan, dan tidak ada barang.”
Ia lalu berkata, “Apa yang kalian mau? Kalian boleh datang lagi nanati dan akan saya berikan apa yang Allah mudahkan bagi kalian, atau saya akan menceritakan keadaan kalian kepada Sultan, atau kalian bersabar.
Sesungguhnya saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya orang-orang fakir miskin dari kaum Muhajirin pada hari kiamat masuk surga mendahului orang-orang kayanya dengan jeda empat puluh musim gugur.”
3. Tentang Kenikmatan yang Telah Dirasakan
Pada hari kiamat, Allah akan menanyai hamba-hambaNya tentang kenikmatan yang telah Dia anugerahkan kepada mereka di dunia, sebagaimana firman Allah, “Kemudian pada hari itu kamu sungguh akan ditanya tentang kenikmatan.” (QS. At-Takatsur: 8)
Yang dimaksud dengan kenikmatan antara lain adalah kenyangnya perut, sejuknya air, naungan tempat tinggal, ketulusan hati, dan kenikmatan tidur.
Sa’ad bin Jabir memasukkan dalam “kenikmatan” itu kenikmatan minum madu. Mujahid menyebut setiap kelezatan dunia. Al-Hasan al-Bashri memasukkan makan siang dan makan malam. Abu Qilabah menyebut makanan roti yang bersih dengan samin dan madu.
At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya kenikmatan yang pertama kali ditanya kepada seorang hamba di hari kiamat adalah bukankah telah kami sehatkan badanmu, dan telah Kami alirkan air segar untukmu?” (mh/foto: )